SEOUL, solotrust.com – Kantor Berita Korea Utara, KCNA, mengeluarkan rilis pada Rabu, (29/09/2021), yang mengatakan negara tersebut sedang melakukan uji coba rudal hipersonik terbaru. Salah satu rudal yang ditembakkan dilakukan pada Selasa, (28/09/2021) di lepas pantai timur Korea Utara.
Pihak Korea Utara mengatakan hal ini merupakan serangkaian uji coba senjata baru.
Mengutip Reuters, Korea Utara menembakkan rudal ke laut di lepas pantai timurnya saat Pyongyang meminta Amerika Serikat dan Korea Selatan untuk membatalkan program senjata mereka dan memulai kembali pembicaraan diplomatik.
Korea Utara terus mengembangkan sistem persenjataannya di tengah kebuntuan pembicaraan untuk membongkar persenjataan nuklir dan rudal balistiknya dengan imbalan berupa keringanan sanksi dari AS.
“Dalam uji peluncuran pertama, para ilmuwan pertahanan nasional mengkonfirmasi kontrol navigasi dan stabilitas rudal,” ungkap pembaca berita KCNA.
KCNA turut melaporkan pengembangan sistem senjata meningkatkan kemampuan pertahanan Korea Utara. Mereka menambahkan rudal hipersonik tersebut sebagai senjata strategis.
“Rudal Hwasong-8 memiliki target teknis termasuk kemampuan manuver pemandu dan karakteristik penerbangan meluncur dari hulu ledak meluncur hipersonik,” sambung KCNA.
Rekan senior di Carneige Endowment for International Peace, Ankit Panda, mengatakan rudal seri Hwasong menggunakan mesin propelan cair.
“Ini adalah uji coba pertama rudal propelan cair di Korea Utara sejak November 2017,” ujar Ankit dalam sebuah unggahan di Twitter.
Baik Korea Utara maupun Korea Selatan, keduanya sama-sama menguji coba rudal balistik pada 15 September sebagai bagian dari perlombaan senjata di mana kedua negara telah megembangkan senjata yang lebih canggih.
Sebelumya, Korea Utara mengatakan pihaknya bersedia mempertimbangkan pertemuan puncak dengan Korea Selatan. Hal ini dapat terjadi jika rasa saling menghormati antar tetangga dapat dijamin menyusul seruan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-In untuk mengakhiri secara resmi Perang Korea 1950 – 1953.
Negosiasi denuklirisasi yang dimulai mantan Presiden AS, Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un pada 2018, telah terhenti sejak 2019. (gede)
(zend)