JAKARTA, solotrust.com - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menghadiri forum Foreign and Policy Global Health (FPGH) pada Senin (27/9) lalu.
Terpantau dari video yang diunggah pada Rabu (29/9) di kanal YouTube resmi MoFA Indonesia, Retno turut menyampaikan pandangannya tentang ketidaksiapan dunia menghadapi pandemi. Ia beranggapan pandemi yang tengah berlangsung saat ini harus dijadikan momentum introspeksi dunia.
“Harus diakui bahwa dunia tidak cukup memberikan perhatian baik dari sisi investasi, waktu, dan sumber daya dalam membangun infrastruktur kesehatan global, " kata Retno.
Oleh karena itu, Retno dalam pidatonya mengangkat 3 isu kesehatan penting.
Pada poin pertama, FPGH harus menjadi pendukung utama untuk mempromosikan kesetaraan akses vaksin bagi semua dan menolak diskriminasi vaksin.
Pada poin kedua, Retno menyampaikan bahwa sangat penting membangun infrastruktur kesehatan nasional yang lebih kuat. Sebab infrastruktur kesehatan nasional yang kuat akan menjadi modal dasar atau fondasi upaya membangun infrastruktur kesehatan global.
"Untuk itu dibutuhkan kemitraan guna membantu industri kesehatan di negara berkembang, utamanya meningkatkan kapasitas produksi dan distribusi, " tambah Retno.
Pada poin ketiga, Retno menekankan pentingnya negara-negara FPGH untuk mendukung upaya memperkuat tata kelola kesehatan global. Dalam hal ini penguatan WHO diperlukan untuk menghadapi isu kesehatan global.
"Saya juga menekankan pentingnya negara FPGH untuk mendukung perjanjian internasional baru mengenai pandemi sebagai langkah strategis untuk memperkuat kerjasama guna mendeteksi serta mencegah pandemi di masa mendatang, " tutup Retno.
Sebagai informasi, pertemuan ini dihadiri oleh pewakilan Indonesia, Afrika Selatan, Brazil, Norwegia, Prancis, Senegal, dan Thailand.
FPGH dibentuk pada tahun 2006 yang merupakan forum konsultasi informal yang ditujukan untuk mempromosikan isu kesehatan global dalam majelis umum PBB. (rais)
(zend)