SOLO, solotrust.com - Kota Solo berpotensi sebagai destinasi wisata pernikahan dengan memanfaatkan kekayaan warisan budaya yang tak kalah dari Pulau Bali. Namun diperlukan sejumlah upaya untuk memunculkan keinginan masyarakat, terutama dari luar kota untuk menyelenggarakan pernikahan di Kota Bengawan.
Atas dasar itulah pengelola Gedung Djoeang 45 dan Petit Boutique Hotel bekerja sama dengan sejumlah vendor jasa penyelenggaraan pernikahan menggelar Wedding Showcase bertema "Intimacy in the Heritage City" di Gedung Djoeang 45 dan Petit Boutique Hotel Solo, Selasa (26/10/2021).
Perwakilan PT Andalan Solo Baru (BTC), Henry Poerwantoro mengatakan, Kota Solo harus mulai kolaborasi antara berbagai pihak untuk memulai suatu gerakan seperti Bali. Pulau Dewata menjadi destinasi pernikahan dunia dan mengajak semua harus berani bermimpi suatu saat Solo menjadi destinasi pernikahan dunia,
"Semoga hari ini jadi titik balik supaya kita semua bergandengan tangan bisa ikut pemulihan ekonomi Kota Solo. Dengan menjadikan Solo sebagai destinasi wedding, masyarakat di luar Solo bisa stay lebih lama di Solo," ujar Henry Poerwantoro dalam sambutan acara simulasi pernikahan, Selasa (26/10/2021).
Gedung Djoeang 45 Solo merupakan peninggalan Belanda pada 1880 yang dinilai ideal sebagai tempat penyelenggaraan pesta pernikahan. Hal itu lantaran penampilan bangunannya kini lebih cantik dengan ornamen dan lampu-lampu hias yang cocok untuk acara outdoor maupun indoor.
General Manager Petit Boutique Hotel, Wening Damayanti menambahkan, penyelenggaraan pernikahan berpotensi mendatangkan tamu-tamu dari luar ke Kota Solo. Dengan begitu bisa menimbulkan dampak lain seperti kebutuhan tempat menginap, kuliner, suvenir dan lainnya.
"Visi misi kami melalui acara ini ingin menunjukkan potensi Gedung Djoeang 45 tidak hanya sebagai destinasi wisata saja, tetapi juga berpotensi sebagai destinasi wedding," papar Wening Damayanti.
Selain itu, tradisi pernikahan akan selalu diadakan masyarakat sehingga jasa penyelenggaraan pernikahan akan selalu dibutuhkan. Di masa pandemi Covid-19 sekalipun, masyarakat tetap bisa melangsungkan pernikahan, meski dengan pembatasan jumlah tamu dan sesuai protokol kesehatan yang diberlakukan.
Perwakilan vendor, Co Founder Obong Management, Okky Rahadian mengungkapkan, berdasarkan data dimilikinya, kebanyakan justru masyarakat dari luar Solo yang tertarik menyelenggarakan pesta pernikahan di Kota Bengawan.
"Kalau ratusan klien belum ya, apalagi sempat berhenti karena pandemi, tetapi sekitar puluhan klien ada yang menggelar pesta pernikahan di Solo dan itu mereka membawa rombongan. Itu kebanyakan dari Jakarta," tutur Okky Rahadian.
Fotografer Farall Jibrill menambahkan, potensi dimiliki Kota Solo adalah tradisi pernikahan dengan berbagai pilihan gaya, seperti Solo putri, Solo basahan, hingga gaya Yogyakarta.
"Tamu-tamu dari luar Kota Solo ingin merasakan pengalaman pernikahan ala Solo dan menikmati chemistry-nya," imbuh Farall Jibrill. (rum)
(and_)