SOLO, solotrust.com - Kota Solo berpotensi menjadi destinasi pernikahan seperti di Bali? Mengapa tidak? Kota Solo memiliki potensi kekayaan warisan budaya yang berlimpah termasuk tempat-tempat bersejarah dengan desain unik dan apik yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat penyelenggaraan pesta pernikahan.
Pada acara Wedding Showcase di Gedung Djoeang 45 Solo, Selasa (26/10), Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kota Solo, Retno Wulandari mengungkapkan di Bali tercatat ada 16 ribu pasangan menikah dalam setahun pada 2019.
"Ternyata yang menyelenggarakan pernikahan di kota Solo banyak yang dari luar Solo. Dan heritage ini menjadi suatu kekuatan atau diferensiasi yang membedakan kota Solo sebagai tempat penyelenggaraan pernikahan. Konektivitasnya dengan pariwisata bahwa ini akan mendorong juga multiplayer efek dalam arti ekonomi masyarakat Solo," papar Retno, Selasa (26/10/2021).
Menurutnya, tren pernikahan sekarang tidak selalu massal dengan tamu ribuan orang, kadang pesta hanya mengundang 10-20 orang saja agar terasa lebih intim.
Konsep pernikahan cantik dengan jumlah tamu sedikit ini membutuhkan tempat-tempat yang tidak terlalu besar karena menekankan pada kedekatan yang hadir.
Peluang inilah yang hendak ditangkap oleh pengelola Gedung Djoeang 45 Solo, Petit Boutique Hotel Solo dan sejumlah vendor jasa penyelenggara pernikahan sehingga menggelar Wedding Showcase untuk mempromosikan potensi penyelenggaraan pernikahan di Solo dengan nuansa heritage seperti apa.
"Kami dari BPBD merespon positif ini sebagai bagian dari kontribusi dari teman-teman WO dan EO yang menggerakkan tourism pasca pandemi. Dan peluang sekecil apapun harus bisa digarap dengan baik, artinya kota Solo harus menyiapkan infrastruktur wedding tadi, venue harus disiapkan," ujar Retno.
Bahkan jika perlu, Retno mengusulkan perlu dibuatkan marketplace wedding yakni suatu pemasaran digital yang berisi vendor dengan harga-harga jelas sehingga masyarakat bisa melihat jelas harga dan fasilitas yang didapat ketika akan menyelenggarakan pernikahan di kota Solo.
Dengan kekuatan lokal dan heritage yang dipunya, terdapat spot-spot yang memungkinkan sebagai referensi penyelenggaraan pernikahan yang kompetitif di Kota Solo sekitarnya. Terlebih dampak ekonomi lain akan timbul dari penyelenggaraan pernikahan di Solo, tidak hanya tempat yang laku tapi juga souvenir, kuliner, tempat menginap dan lain lain.
"Kalau ini bisa menjadi potensi harus di-manage dengan baik, kita harus drive market untuk muncul keinginan menikah di kota Solo," tandas Retno. (rum)
(zend)