JAKARTA, solotrust.com – Jumlah pengguna internet di Indonesia telah mencapai lebih dari 100 juta orang. Kendati demikian, nilai perdagangan e-commerce alias transaksi secara elektronik masih terbilang rendah, yakni di kisaran enam persen hingga sembilan persen.
Demikian diutarakan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam Seminar Ekonomi Nasional “Quo Vadis Ekonomi Digital Indonesia” di Jakarta, pekan ini.
"Kalau dilihat dari GDP kita yang berhubungan dengan e-commerce atau digital economy atau kalau kita bicara dari sisi trading yang menggunakan e-commerce, itu nilainya masih enam sampai sembilan persen. So we come from very low base," ucapnya, dilansir dari laman resmi Kementerian Keuangan RI, kemenkeu.go.id, Kamis (22/02/2018).
Lebih lanjut, jika dilihat dari potensi Indonesia, terutama pengguna ponsel pintar (smartphone) untuk berkomunikasi maupun kegiatan komersial seperti menjual dan membeli mulai menunjukkan peningkatan.
Menkeu berpesan dalam menghadapi era ekonomi digital masyarakat Indonesia agar memaksimalkan semua kesempatan untuk mencapai kesejahteraan. Negara akan tetap hadir sebagai pembuat kebijakan guna memberikan kesempatan yang sama.
"So, the only limit is our own imagination. Kalau opportunity sebegitu besar, the next adalah who can actually capitalize opportunity itu. Di sinilah letak public policy di Indonesia that will heavily focusing on how we can create an equal opportunity," pungkas Sri Mulyani.
(and)