Hard News

Korea Selatan Tingkatkan Produksi Hidrogen Sebagai Sumber Energi Utama

Global

27 November 2021 11:27 WIB

Truk Hyundai yang berbahan bakar hidrogen yang dikombinasikan dengan tenaga listrik. (Hyundai via Antara)

SEOUL, solotrust.com - Korea Selatan berencana untuk meningkatkan produksi hidrogen bersih dan memperluas infrastruktur produksi dan konsumsinya untuk menjadikannya sumber energi utama negara itu pada tahun 2050.

Dilansir dari Antaranews, Sabtu (27/11), rencana tersebut merupakan bagian dari cetak biru komprehensif pemerintah tentang ekonomi hidrogen, karena negara tersebut mendorong pengembangan hidrogen dan energi terbarukan lainnya sebagai alternatif bahan bakar fosil dengan tujuan untuk menjadi netral karbon pada tahun 2050.



Menurut Kementrian Perdagangan, Industri, dan Energi, rencananya pemerintah Korea Selatan akan menyediakan 27,9 juta ton hidrogen per tahun pada tahun 2050, yang semuanya akan berupa hidrogen hijau atau biru, sementara tidak termasuk hidrogen abu-abu.

Hidrogen abu-abu dihasilkan dari gas alam, yang menghasilkan emisi karbon dalam proses produksinya, sedangkan hidrogen biru lebih bersih, karena emisi karbon ditangkap dan disimpan. Hidrogen hijau diproduksi menggunakan listrik yang dihasilkan dari energi terbarukan.

"Hidrogen akan menjadi sumber energi tunggal terbesar kami pada tahun 2050, yang akan menyumbang 33 persen dari total konsumsi energi," kata kementerian tersebut.

Untuk mencapai tujuan, pemerintah berencana membangun fasilitas produksi skala besar untuk hidrogen hijau dan menurunkan biaya produksi.

Perusahaan juga berencana untuk mengamankan fasilitas penyimpanan karbon dengan kapasitas 900 juta ton atau lebih pada tahun 2030 sehingga dapat menghasilkan 2 juta ton hidrogen biru setiap tahun pada tahun 2050.

Pada 2020, Korea Selatan belum menghasilkan hidrogen bersih.

Pemerintah juga berjanji untuk meningkatkan kerja sama dengan negara-negara penghasil hidrogen untuk mengamankan sekitar 40 saluran pasokan hidrogen pada tahun 2050.

Kementrian mengatakan akan ada lebih dari 2 ribu stasiun pengisian didirikan secara nasional pada tahun 2050, dengan setidaknya satu stasiun pengisian akan didirikan di 226 bangsal dan kabupaten secara nasional.

Pemerintah juga berencana untuk mendorong sektor-sektor seperti baja dan kimia untuk beralih ke proses produksi berbasis hidrogen dan menerapkan sumber energi bersih ke berbagai alat transportasi, termasuk drone, trem, dan kapal.

"Hidrogen adalah cara yang paling kuat untuk mencapai tujuan nol-karbon," kata Perdana Menteri Kim Boo-kyum, memimpin pertemuan komisi ekonomi hidrogen.

"Kami akan membangun ekosistem inovatif di seluruh ekonomi hidrogen. Kami akan fokus pada pengembangan dan komersialisasi teknologi canggih utama dan memelihara talenta yang ada," pungkasnya. (hastian)

(zend)