Pend & Budaya

Profesi Akuntan Terancam Punah, Digantikan Mesin

Pend & Budaya

25 Februari 2018 09:50 WIB

Seminar Profesi Akuntan yang digelar STIE AUB, Sabtu (24/2/2018). (solotrust-mia)

SOLO, solotrust.com - Kemajuan teknologi ibarat pedang bermata dua. Bagi yang mampu mengikutinya, teknologi dapat mempermudah mencapai kesuksesan. Namun bagi yang tidak, maka akan tersingkirkan. Begitulah tantangan berat yang dihadapi oleh para akuntan sekarang ini.

Bertempat di STIE AUB Surakarta, Sabtu (24/2/2018), Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret (UNS), Dr Payamta MSi Ak CPA menyampaikan bahwa perkembangan teknologi berpotensi menyingkirkan profesi akuntan.



"Saya yakin suatu saat profesi akuntan akan hilang karena kemajuan teknologi. Kenapa demikian? Karena semuanya sekarang dilakukan dengan mesin. Sekarang saya menjalankan profesi saya lewat smartphone," terangnya kepada mahasiswa dan pelajar dalam seminar profesi akuntan yang bertajuk "Kiat Menjadi Akuntan Sukses Jaman Now".

Karena itu, Payamta menyarankan kepada para calon akuntan harus menguasai perkembangan teknologi terkini jika ingin meraih kesuksesan di era digital. Apalagi, lulusan S3 Ilmu Ekonomi Universitas Diponegoro (Undip) itu mengingatkan bahwa sekarang sudah memasuki era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) di mana pesaing tidak hanya datang dari dalam negeri, tetapi juga dari luar negeri.

"Akuntan itu sudah regional-ASEAN. Nanti kalau cari kerja, saingannya itu orang Filipina, Malaysia. Sekarang akuntansi itu standarnya global. Seluruh dunia belajar hal yang sama. Untuk orang Indonesia, penguasaan bahasa asingnya harus dimantapkan," katanya kepada Solotrust.com usai mengisi seminar.

Sementara, Wartono, pembicara lain dalam seminar, juga turut menambahkan berbagai kiat menjadi akuntan sukses di era sekarang. Salah satunya yaitu pengembangan core bisnis yang berbeda.

"Core bisnis saya itu BLUD (Badan Layanan Umum Daerah). Saya tidak ada persaingan dengan akuntan-akuntan lainnya. Karena core bisnis saya BLUD. Dan yang tahu BLUD, hanya segelintir," kata Wartono yang juga seorang akuntan.

Sedikitnya akuntan publik yang paham BLUD kemudian dimanfaatkan oleh Wartono untuk mengais rezeki lebih lewat mengadakan pelatihan, sekaligus menjual software SIA, SAK, dan SAP kepada calon akuntan. (mia) 

(way)