SOLO, solotrust.com - Totalitas menggarap film Kartu Pos Wini, Sinemata Productions menggandeng Yayasan Kanker Indonesia (YKI) mulai dari proses produksi hingga kegiatan seminar dan diskusi di beberapa kota.
"Kami butuh insight atau wawasan tentang bagaimana membuat film tentang isu kanker tanpa salah arah," tandas sutradara film Kartu Pos Wini, Tarmizi Abka dalam keterangan pers, Kamis, (02/12/2021).
Menurutnya, pengerjaan film membutuhkan masukan dari perspektif organisasi yang dekat dengan isu-isu kanker. Misalnya, terkait vonis sakit kanker karakter anak kecil bernama Wini. Di novelet karya Ruwi Meyta, Wini dikisahkan menderita kanker darah atau leukemia sejak kecil.
Namun, YKI menyarankan vonis Wini menderita kanker darah sebaiknya digambarkan sejak usia lima tahun. Pasalnya, jika sejak bayi mengidap kanker, kemungkinan harapan hidupnya kecil.
"Masukan seperti ini memberi perspektif lebih komprehensif dari produksi film Kartu Pos Wini," imbuh produser film Kartu Pos Wini, Aris Muda.
Pada kegiatan seminar dan diskusi soal film dan kanker digelar di beberapa kota, Sinemata menghadirkan para penyintas kanker yang berbagi pengalaman hidupnya dalam berjuang melawan penyakit.
Para penyintas mengungkapkan, memberikan semangat hidup jauh lebih memberi harapan para penderita kanker. Seperti kehadiran tokoh Ruth Dewayani (Denira Niyar Wiraguna) di film Kartu Pos Wini yang menjadi sosok pendamping penderita kanker sangat berarti.
Adapun acara Seminar dan Diskusi Film dan Kanker digelar di Jakarta, Tangerang, Depok, Bandung, Yogyakarta, serta Solo beberapa waktu lalu menandai rilis trailer resmi dan poster film Kartu Pos Wini.
"Mudah-mudahan melihat antusiasme peserta diskusi juga identik dengan antusiasme penonton saat film Kartu Pos Wini dirilis Februari 2022 nanti," harap Aris Muda. (rum)
(and_)