Hard News

Melalui Buku Marsekal Hadi Tjahjanto, Eddy Suprapto Ingin Generasi Muda Tak Gampang Patah Semangat

Jateng & DIY

8 Desember 2021 21:31 WIB

Jurnalis senior Eddy Suprapto dengan buku karyanya bertajuk Marsekal TNI (Purn) Hadi Tjahjanto, Merangkul Arus Perubahan

SOLO, solotrust.com - Anak muda saat ini identik sebagai generasi instan yang sangat mudah mendapatkan sesuatu, namun juga mudah patah. Karenanya, melalui buku bertajuk "Marsekal TNi (Purn) Hadi Tjahjanto, Merangkul Arus Perubahan," jurnalis senior Eddy Suprapto ingin menginspirasi generasi muda untuk menghargai proses dalam pencapaian sesuatu.

Kata Eddy, di dalam buku ini terkandung pesan bagi generasi muda atau generasi milenial tentang jiwa korsa Marsekal Hadi membangun semangat yang tak mudah patah dan terus menerus karena ada proses, seleksi, dan dinamika untuk mencapai sesuatu. Pencapaian terjadi karena ada soliditas jiwa korsa atau daya juang.



"Tidak ada sesuatu yang instan, tetapi diperjuangkan terus-menerus sampai pada titik yang kita inginkan. Di dalam buku ini tercermin semangat yang tidak mudah patah agar menginspirasi generasi milenial agar lebih tangguh lagi," ujar Eddy Suprapto di Solo, Selasa (07/12/2021).

Buku setebal 273 halaman ini bisa dibilang sebagai catatan tugas Marsekal Hadi semasa menjabat Panglima TNI selama 2017-2021. Ditulis tim kecil dipimpin Eddy, seorang jurnalis sekaligus teman masa kecil Hadi di Lawang, Jawa Timur. Sebelumnya, Eddy Suprapto menulis biografi Hadi berjudul "Anak Sersan Jadi Panglima" pada 2017.

Menurut Eddy Suprapto, Panglima TNI silih berganti dari masa ke masa, namun semuanya pasti menghadapi tantangan dan hambatan sesuai zamannya. Marsekal Hadi dinilai melakukan banyak hal, salah satunya meletakkan fondasi kuat untuk menjawab tantangan saat ini, bahkan untuk pertahanan lebih baik dan efisien di masa mendatang.

"Kita bisa keluar dari Covid-19 ini menurut saya adalah kerja bersama yang dilakukan bareng TNI yang terus-menerus. Dalam buku ini banyak tercermin proses dinamika yang menginspirasi," beber Eddy Suprapto.

Buku "Merangkul Arus Perubahan" memberi informasi tentang langkah-langkah besar Marsekal TNi (Purn) Hadi Tjahjanto membangun TNI sebagai angkatan perang modern menghadapi ancaman hibrida, perang, dan nonperang, di antaranya pembentukan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I, II, dan III memungkinkan seorang Panglima Kogabwilhan mengamankan wilayah tugas yang luasnya masuk akal. Jika terjadi ancaman, ia berwenang mengerahkan kekuatan trimatra TNI di wilayah tugasnya sebagai respons awal.

Marsekal Hadi juga membagi kekuatan TNI AL, TNI AD, dan TNI AU menjadi tiga, yakni Komando Operasi Angkatan Udara I, II, dan III; Komando Armada I, II, dan III; serta Pasukan Marinir 1-3 juga Kostrad Divisi 1-3.

Ditambah dengan Komando Pasukan Operasi Khusus (Koopsus), unit kecil, namun kompak dari pasukan komando tiga angkatan yang setiap saat bisa digerakkan Panglima TNI seizin presiden.

Tak luput, buku ini mengulas soal permasalahan TNI yang rumit mulai dari manajemen, keterbatasan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) hingga radikalisme di tubuh militer. Bahkan, soal Marsekal Hadi menghadapi perang modern seperti Nubika (nuklir, biologi, kimia) hingga perang hibrida.

"Selain menghadapi Covid-19, kita ini negara berisiko bencana dengan ring of fire. Perlu solidaritas yang dibangun, tidak mudah menyerah dan perlu kesiapan dalam menghadapinya. Itu semua tercermin dalam buku ini," imbuh Eddy Suprapto.

Adapun Diskusi dan Bedah Buku tentang Marsekal TNI (Purn) Hadi Tjahjanto, Merangkul Arus Perubahan, digelar di Kampus FIB Universitas Sebelas Maret (UNS) pada Rabu, 8 Desember 2021. Acara turut dihadiri Kolonel Wahyu Tjahjadi, perwira menengah TNI AU yang adalah adik kandung Marsekal Hadi Tjahjanto.

Selain Eddy Suprapto, pembicara lain adalah Dekan Fakultas Ilmu Budaya UNS Prof Dr Warto, M.Hum dengan moderator dosen sejarah UNS Dr M Sekar alam, MSi. (rum)

(and_)