Pend & Budaya

Santri Didorong Suarakan Pesan Kebaikan Lewat Konten Kreatif

Pend & Budaya

20 Desember 2021 16:35 WIB

Workshop Penyebaran Pesan Baik dari Dalam Pesantren, yang digelar Akatara JSA dan Unicef yang digelar secara daring, Sabtu (18/12). (Foto: Dok. Solotrust.com/awa)

SOLO, solotrust.com - Santri didorong untuk lebih bisa menyuarakan pesan kebaikan melalui berbagai konten kreatif. Terlebih saat ini sudah banyak pesantren yang  adaptif dengan teknologi dan digitalisasi.

Hal itu mencuat dalam Workshop Penyebaran Pesan Baik dari Dalam Pesantren, yang digelar Akatara JSA dan Unicef yang digelar secara daring, akhir pekan lalu, Sabtu (18/12).



Dengan demikian, pesantren bisa mengisi ruang- ruang dakwah, ruang kemaslahatan bahkan juga ruang pengetahuan, melalui berbagai kreatifitas untuk ikut menyebarkan pesan- pesan kebaikan tersebut. Menurut Dosen Strategi Media Online Universitas Semarang (USM), Edi Nurwahyu Julianto mengungkapkan, pesantren berpotensi untuk memberikan kontribusi menyebarkan pesan kebaikan melalui konten kreatif.

"Sebab berbicara konten sebenarnya sudah tidak lagi harus terkotak- kotak pada segmen,  kelompok atau komunitas masyarakat tertentu. Namun tergantung pada pesan utama apa sih yang akan disampaikan kepada masyarakat dan dikreasikan dengan konten yang menarik,” paparnya.

Sebagai contoh, lanjut Edi, pesan baik terkait dengan ramainya pemberitaan mengenai lembaga pendidikan seperti pesantren yang sedang diterpa isu kurang nyaman. Melalui konten- konten kreatif, para santri di pondok pesantren justru dapat menyampaikan bahwa ternyata di pesantren masih banyak kok hal- hal positif dan baik dan bisa dikreasi dalam konten- konten positif,” ujarnya.

Di sisi lain, Fasilitator Nasional Anti Perundungan dan Sahabat Karakter Puspepeka Kementerian Pendidikan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kusfitria Marstyasih menambahkan, santri juga berperan penting menyuarakan kampanye anti bullying atau perundungan. Dia menambahkan, masyarakat umum juga perlu tahu kehidupan di pondok pesantren juga memiliki iklim nyaman dan dinamis.

"Sehingga kepercayaan masyarakat juga tidak gampang tergeser oleh stigma- stigma tertentu yang muncul dan membuat gerah telinga masyarakat maupun warga pondok pesantren. Kemudian pemahaman serta pengetahuan tentang perundungan juga penting disampaikan teman- teman di pondok pesantren," bebernya.

Sementara itu, Communication for Depelopment Officer Unicef Indonesia, Emeralda Aisha berharap para santri dapat memanfaatkan dengan baik kesempatan mengikuti workshop sehari tersebut.

"Para santri dan pondok pesantren dapat memanfaatkan pelatihan ini untuk meningkatkan kapasitas, khususnya dalam menyebarkan pesan- pesan kebaikan kepada masyarakat yang lebih luas. Sehingga pesantren akan berperan dan berkontribusi yang besar di era digitalisasi seperti sekarang ini, melalui penyajian konten- konten yang positif dan menarik,” tandasnya. (awa)

(zend)