Solotrust.com - Majalah Variety kembali memilih founder SM Entertainment Lee Soo Man dalam daftar "Variety 500". Ini adalah tahun kelima secara berturut-turut ia masuk dalam daftar 500 pemimpin yang paling berpengaruh dalam industri media global itu.
Lee dipilih dari tahun 2017 hingga 2021. Ketika "Variety 500" mulai dirilis, dia merupakan satu-satunya orang Korea yang masuk daftar. Selain Lee, nama-nama lain yang masuk daftar misalnya CEO Apple Tim Cook, CEO Netflix Jeff Bezos, CEO YouTube Susan Wojcicki, dan CEO Google Sundar Pichai.
"Pendiri SM Entertainment, label K-pop terkemuka yang menghasilkan artis seperti SUPER JUNIOR, Girls' Generation, SHINee, Red Velvet, EXO, SuperM, NCT, aespa, dan pemimpin dalam industri musik global," kata Variety untuk menggambarkan sosok Lee Soo Man.
Lee Soo Man adalah tokoh yang dinobatkan sebagai orang Korea pertama yang dianugerahi "Asia Game Changer Awards 2016", yang diberikan oleh Asia Society sebagai pengakuan atas kontribusinya dalam mempromosikan budaya populer Korea ke dunia dan mengubah topografi dunia.
Lee Soo Man juga terpilih sebagai satu-satunya orang Korea dalam daftar "2020 Billboard Impact List" atau sebagai salah satu pemimpin industri musik yang berpengaruh di dunia versi Billboard tahun 2020. Lee dipuji karena mendebutkan SuperM, yang menjadi artis Korea pertama yang album debutnya memuncaki Billboard 200.
Disebutkan pula bagaimana Lee menekankan dedikasi SM untuk apa yang disebut dengan culture first, economy next atau budaya sebagai yang pertama dan ekonomi selanjutnya.
SM Entertainment didirikan Lee Soo Man pada 1995. Ia memperkenalkan konsep Culture Technology pada akhir 1990an sebagai bagian dari visinya untuk membawa K-Pop ke ranah global.
Yang terbaru, Lee Soo Man membagikan pandangannya tentang masa depan K-pop dan YouTube dengan Google Korea. Sebagaimana dikabarkan perusahaan hiburan itu dalam siaran persnya pada 15 September, Lee diundang sebagai pembicara di event online "Google for Korea" yang diselenggarakan oleh Google Korea. Topik yang Lee presentasikan adalah Pencapaian dan masa depan K-pop dan YouTube.
Di awal, Lee berbicara tentang SM Entertainment sebagai perusahaan hiburan pertama di Korea yang membuka channel di YouTube.
"SM membuka channel YouTube resmi untuk pertama kalinya di antara perusahaan hiburan Korea pada tahun 2009. YouTube adalah platform penting bagi kami karena telah mengarsipkan semua konten video yang dibuat SM, terutama konten seni komprehensif yang dibuat oleh SM, berisi semua yang dicari dan diinginkan SM," jelasnya.
"Musik kami hari ini didefinisikan sebagai konten seni yang komprehensif. Musik populer Korea, yang sangat sukses, menjadi lebih mudah diakses karena konten seperti video musik menyebar ke seluruh dunia melalui YouTube,” lanjutnya.
Secara khusus, Lee mengatakan di era 'produser', mendekati era dimana 'prosumer' berada di puncaknya". Prosumer adalah gabungan dari kata produser dan konsumen, dimana mereka berpartisipasi dan terlibat dalam pembuatan ulang konten orisinal.
Lee berkata bahwa killer content atau konten-konten luar biasa yang dibuat oleh SM memaksimalkan nilainya melalui konten kreatif prosumer ini.
Baru-baru ini, SM mengumumkan dimulainya proyek "PINK BLOOD", yang secara aktif mendukung dan menyemangati aktivitas para prosumer. "PINK BLOOD" mengacu pada penggemar yang terus menyukai konten SM, dan apa yang disebut "darah pink", simbol warna SM "mengalir" di dalam para prosumer itu.
"Saya berharap itu memainkan peran besar," harapnya.
Selanjutnya, SM juga memperkenalkan proyek remastering, yang memperkenalkan video musik baru yang berisi lagu-lagu terkenal SM.
"Ini adalah proyek remastering yang memungkinkan Anda bertemu dengan banyak video musik yang telah dirilis sejak berdirinya SM pada tahun 1995. Ini adalah kolaborasi yang bermakna antara SM dan YouTube, yang telah memimpin sejarah pertumbuhan K-pop, serta video musik baru yang berisi lagu-lagu terkenal yang dapat dikatakan sebagai warisan SM dan sejarah K-pop," ujarnya.
Terakhir, Lee berkata bahwa sejarah K-pop adalah inovasi, dan industri K-pop sekarang memimpikan lompatan baru ke depan dengan para prosumer.
"Melampaui konten asli, kami berharap ekosistem akan dibuat dimana prosumer dapat dengan bebas berbagi berbagai konten kreatif, dan akhirnya, semesta konten tanpa batas akan tercipta," kata Lee Soo Man. (Lin)
(zend)