Hard News

Kabar Gembira! Winnie the Pooh Masuk Domain Publik Tahun Ini

Global

3 Januari 2022 11:55 WIB

Winnie the Pooh. (Foto: Instagram/@pooh)

Solotrust.com - Winnie The Pooh masuk domain publik tahun ini. Aturan terkait hak cipta mengizinkan karya dari tahun 1926 untuk memasuki domain publik setelah 96 tahun.

Koleksi cerita pendek Winnie the Pooh karya A.A. Milne dan semua karakter di dalamnya adalah salah satunya, kecuali karakter Tigger, yang tidak diperkenalkan hingga 1928 dan akan dilindungi hak ciptanya hingga 2024.



Dalam kisahnya, Pooh tinggal di sebuah pohon yang bertuliskan "Mr. Sanderz". Sahabat terdekat Pooh adalah Piglet si babi kecil. Sedangkan teman-temannya yang lain adalah Tigger si macan, Rabbit si kelinci, Kanga si kangguru, dan Eeyore si keledai. Satu-satunya temannya yang berwujud manusia adalah Robin.

Pada tahun 1997, PBB menetapkan Winnie The Pooh sebagai World's Ambassador of Friendship atau duta persahabatan dunia.

Setelah Winnie the Pooh memasuki domain publik, karakter itu secara legal dapat dibagikan, digunakan kembali, atau diambil sampelnya tanpa izin atau biaya tambahan.

Ini hanya berlaku untuk karya asli, dan tidak untuk adaptasi dan merchandise berikutnya, yang memungkinkan Winnie the Pooh Disney untuk tetap berada di bawah merek dagang Disney.

Karya cipta lain yang masuk domain publik di tahun ini misalnya "Bambi" karya Felix Saten, "The Sun Also Rises" karya Ernest Hemingway, dan "Sand and Foam" karya Kahlil Gibran.

Sebagaimana dikabarkan Associated Press (AP) Jumat (31/12/2021), pakar hak cipta di Duke University memperkirakan bahwa sekitar 400.000 rekaman suara dari sebelum 1923 akan tersedia untuk penggunaan umum, termasuk musik dari Ethel Waters, Mamie Smith, Enrico Caruso dan Fanny Brice.

Jangka waktu panjang hak cipta AS yang diadopsi dalam beberapa dekade terakhir berarti bahwa banyak karya yang sekarang tersedia telah lama hilang, karena tidak menguntungkan untuk dipelihara oleh pemilik sah, tetapi tidak dapat digunakan oleh orang lain.

“Fakta bahwa karya dari tahun 1926 tersedia secara legal tidak berarti karya tersebut benar-benar tersedia," kata Jennifer Jenkins, direktur Pusat Studi Domain Publik Duke, mengatakan dalam sebuah postingan untuk merayakan "Hari Domain Publik".

"Setelah 95 tahun, banyak dari karya-karya ini sudah hilang atau benar-benar hancur (seperti halnya film dan rekaman lama), bukti dari apa yang dilakukan oleh persyaratan hak cipta yang lama terhadap konservasi artefak budaya," kata Jenkins. (Lin)

(zend)