SOLO, solotrust.com - "Ngelmu iku kelakone kanthi laku." Demikian pesan dari tokoh teater Kota Solo, Gigok Anurogo kepada para peserta pengajian artistik Sukra Manis di Sanggar Pasinaon Pelangi Mojosongo, Jumat (07/01/2022) malam.
Para peserta yang hadir dari kalangan pegiat teater kampus maupun teater umum pada malam itu mendapat masukan. Salah satunya tentang pentingnya mengaplikasikan teori yang ada dalam buku teater ke dalam latihan keseharian seorang pelaku teater maupun untuk setiap aktor dan calon aktor.
Gigok Anurogo yang sudah memantapkan diri sejak muda karena terinspirasi kalimat mendiang Arifin C Noor untuk menjadi aktor, mengakui banyak menimba ilmu dari berbagai latar, salah satunya dari ketoprak.
"Di dalam ketoprak harus ada adegan keemasan. Adapun yang dimaksud dengan adegan keemasan, yaitu aktor harus menciptakan adegan di atas panggung yang menyentuh dan menjadi sesuatu yang luar biasa." ujarnya.
Selain itu, Gigok Anurogo juga mengatakan pentingnya seorang aktor hafal dan akrab dengan properti panggung yang digunakan untuk bermain, sehingga sudah seperti menjadi bagian dari diri seorang aktor.
"Aktor harus hafal dan mengenal (pomah) dengan properti yang digunakan. Hal ini supaya lebih dekat dan lebih mengenal lagi propertinya. Begitu juga saat berada di panggung harus beradaptasi," ungkap dia.
Gigok Anurogo yang malam itu didampingi Sugeng Yeah serta moderator Rudyaso Febri juga menceritakan beberapa pengalaman panggung pernah dilaluinya. Salah satunya pementasan mahakarya WS Rendra, Panembahan Reso, garapan Hanindawan yang dipentaskan di Ciputra Artpreneur pada 25 Januari 2020 silam.
"Pada proses Panembahan Reso misalnya, saya diuntungkan dengan setting yang digarap oleh Pak Yeah dan sudah dipersiapkan jauh-jauh hari saat latihan di Wisma Seni TBJT. Setting itu sama persis dengan yang digunakan saat pementasan sehingga saya mudah untuk beradaptasi," lanjutnya.
Sugeng Yeah yang malam itu juga menjadi pembicara pendamping mengakui kedisiplinan dari seorang Gigok Anurogo saat sudah mendapatkan naskah.
"Pak Gigok ini adalah pemain di Panembahan Reso yang kali pertama hafal naskahnya. Selain itu, beliau juga pemain yang kali pertama datang di tempat latihan kemudian mencoba panggung," ungkap Sugeng Yeah yang juga sebagai penata artistik pementasan Panembahan Reso.
Pada malam itu, Gigok Anurogo juga berpesan pentingnya kedisiplinan seorang aktor agar selalu berlatih setiap hari supaya tubuhnya siap untuk digunakan sewaktu-waktu sebagai seorang pemain. (dd)
(and_)