Hard News

Solo Gaungkan Sport Tourism, Kepala Dispora Solo: Butuh Sinergi dengan Daerah Lain

Jateng & DIY

14 Februari 2022 10:14 WIB

Seminar Nasional “Bangkit dari Pandemi dengan Pariwisata Olahraga” yang digelar secara hybrid di Monumen Pers Nasional Solo, Sabtu (12/2). (Foto: Dok. solotrust.com/dks)

SOLO, solotrust.com – Sport tourism atau wisata kebugaran menjadi tren pariwisata baru di masa pandemi. Dikatakan juga menjadi solusi sektor pariwisata di masa pandemi, karena jenis pariwisata ini lebih mengutamakanspending money (pengeluaran) dibanding dengan kuantitas atau jumlah massa wisatawan yang besar.

Terlebih potensi sport tourism lebih mengarah pada olahraga-olahraga hobi yang menjadi tren di masyarakat seperti bersepeda dan lari.



Hal itu dikatakan Kepala Bank Indonesia (BI) Solo Nugroho Joko Prastowo dalam Seminar Nasional “Bangkit dari Pandemi dengan Pariwisata Olahraga”, yang diadakan secara hybrid oleh Perwakilan Wartawan Indonesia (PWI) Solo bersama Forum Wartawan Olahraga di Monumen Pers Nasional Solo pada Sabtu (12/2).

Joko –sapaan akrabnya–  menangkap potensi itu, menurutnya, orang cenderung akan lebih mudah mengeluarkan uang jika hal tersebut masuk dalam kategori hobi.

“Ketika diperbanyak orangnya itu sulit di masa pandemi, maka strategi selanjutnya adalah diperbanyak pengeluarannya. Karena kalau hobi, orang nggak mikir duitnya,” kata Joko.

Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo yang bergabung secara virtual juga memberi penjelasan terkait potensi sport tourism dengan event-event olahraga yang diadakan di Jateng, seperti Tour de Borobudur dan Borobudur Marathon. Kata Ganjar, event-event tersebut dapat mendatangkan keuntungan jika diwadahi dengan baik.

“Kami coba wadahi, akhirnya beberapa pihak ikut merasakan keuntungannya; warung-warung laku, penginapan laku, mereka yang punya usaha sound system, merchandaise ikut kecipratan rezeki,” terangnya.

Solo lirik potensi sport tourism

Berbicara sport tourism di Kota Solo, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Solo Joni Hari Sumantri menilai Kota Bengawan memiliki magnet serta kesiapan infrastruktur dalam mengembangkan sport tourism. Ditambah Solo bakal menjadi tuan rumah event-event besar seperti ASEAN Paragames dan Festival Olahraga Tradisional.

Namun, untuk lebih meningkatkan potensi itu, diperlukan sinergi antara Kota Solo dengan daerah lain, utamanya  kabupaten di Soloraya. Menurut Joni, daerah lain di Soloraya memiliki potensi wisata alam yang tak dimiliki Kota Solo sendiri.

“Kita kolaborasi dengan wilayah Soloraya, karena kalau bicara tempat alam, kita nggak mungkin lepas dari Karanganyar, Wonogiri, Sukoharjo, maupun Boyolali,” kata Joni.

Joni mengungkapkan, untuk menyinergikan itu mesti dihadirkan strategi dan wadah, agar pengembangan sport tourism dapat berjalan.

“Strateginya yang dikuatkan adalah membangun sinergi dan ada desain besar yang memayungi semua kawasan ini,” pungkasnya. (dks)

(zend)