SOLO, solotrust.com - Pemutaran film dokumenter Solo Love Story digelar di Bale Tawang Arum, Balaikota Solo, bertepatan dengan peringatan hari Valentine pada Senin (14/2). Film ini disutradarai Fanny Chotimah, peraih penghargaan Film Dokumenter Panjang Terbaik dalam Festival Film Indonesia pada 2020 lalu.

Sutradara asal Bandung yang kini menetap di Solo ini mengungkapkan surat cintanya untuk Solo lewat film Solo Love Story. Film berdurasi dua puluh lima menit ini menceritakan narasi sederhana tentang kota Solo dan romansa warganya dari kisah tiga pasangan kekasih berbeda generasi.

“Saya jatuh cinta dengan Solo, Solo Love Story ini adalah surat cinta saya untuk Solo. Bagaimana saya akhirnya memutuskan tinggal di kota ini dan tumbuh bersama kota ini” ucapnya.

Fanny mengambil beberapa setting dalam karyanya, yakni Wonosaren Jebres, Banyuanyar, citywalk Sriwedari, Pasar Gede, Gatsu (Jl.Gatot Subroto), dan beberapa tempat lain di Kota Solo. Dalam film ini, ia juga ingin menyampaikan bagaimana Solo bertumbuh dengan warganya menjadi kota yang nyaman.

“Ini bukan hanya bercerita tentang tempat romansa saja, tetapi juga bagaimana kita membaca zaman, bagaimana kota ini bertumbuh dengan warga Solo. Saya ingin penonton ikut merasakan hal itu berkaitan dengan kotanya,” imbuhnya.

Ketika ditanyai mengenai karya apa yang akan digarap Fanny selanjutnya, ia menjawab ada film panjang yang juga berlatar di Kota Solo.

“Ada beberapa film dokumenter panjang saya yang bersetting di Lasem, Jakarta. Kalau berkaitan dengan kota Solo, saya juga persiapkan film panjang fiksi yang settingnya di Solo,” pungkasnya. (riz)

(zend)