SUKOHARJO, solotrust.com - Kenaikan harga kedelai di pasaran berimbas pada harga bahan olahan tempe hingga tahu. Diberitakan Solotrust.com per Senin (21/2), harga kedelai menyentuh harga di kisaran Rp11 ribu per kilogram.
Diungkapkan salah satu pedagang gorengan di Jl. Kyai Mojo, Mojolaban, Sukoharjo, Arin Marina, kenaikan kedelai juga membuatnya mesti merogok kocek lebih dalam untuk bahan dagangannya.
"Harga tempe dari pasar sebelum naik Rp3.500 ribu, sekarang naik jadi Rp 4.500. Terus kalau tahu, saya pakainya tahu pong, itu di sana perbijinya Rp300, terus kemarin jadi Rp400," katanya Selasa (22/2) kepada Solotrust.com.
Tak hanya kedelai yang berimbas pada naiknya tempe dan tahu, Arin juga mengeluhkan minyak yang sejak Januari lalu harganya melambung dan kini masih langka di pasaran.
Kendati, pemerintah sudah melakukan upaya, seperti menetapkan harga eceran tertinggi (HET) dengan rincian minyak goreng curah sebesar Rp. 11.500 per liter, kemasan sederhana Rp. 13.500 per liter, dan kemasan premium sebesar Rp14 ribu per liter.
"Ini minyak susah, kadang kalau dapat yang subsidi 14 ribu, cuma kadang nggak dapat, paling seminggu sekali" lanjut Arin.
Padahal, dalam sehari Arin bisa menghabiskan 8 kilogram minyak goreng.
Karena kelangkaan minyak, Arin juga mengungkapkan bahwa ia kini beralih ke minyak curah. Sementara sebelumnya ia mengaku tak menggunakan minyak tersebut.
"Terus saya langganan minyak curah, padahal saya sebelumnya nggak pernah pakai minyak curah," bebernya. (dks/riz)
(zend)