Solotrust.com - Kepala Meta Mark Zuckerberg minggu ini berbicara tentang upaya perusahaannya untuk membangun metaverse, sebuah dunia virtual imersif yang ia sebut sebagai masa depan perusahaan induk Facebook itu.
Metaverse adalah dunia virtual 3D dimana orang akan dapat berinteraksi menggunakan sensor, head gear, dan gadget lainnya. Platform metaverse awal Meta, yang disebut Horizon Worlds, sudah memungkinkan orang untuk bersosialisasi secara virtual sambil diwakili oleh avatar.
"Jenis pengalaman yang akan Anda dapatkan di metaverse melampaui apa yang mungkin terjadi hari ini," kata Zuckerberg saat membuka konferensi yang bertujuan untuk memberikan gambaran sekilas tentang lab pengembangan Meta, sebagaimana dilansir Japan Today dari AFP, Minggu (27/2).
"Itu akan membutuhkan kemajuan di berbagai bidang mulai dari perangkat keras hingga perangkat lunak untuk membangun dan menjelajahi dunia," tambahnya.
Artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan adalah kunci untuk membuka kemajuan tersebut, menurut Zuckerberg.
Zuckerberg juga mencatat bahwa platform masa depan harus dapat memahami dunia virtual, dan menyediakan layanan terjemahan untuk banyak bahasa yang digunakan di dalamnya.
Baru-baru ini, Meta mengumumkan rencananya untuk menciptakan AI yang mampu menerjemahkan bahasa lisan maupun tertulis secara real time.
Menurut Meta, menghilangkan hambatan bahasa akan sangat penting, karena memungkinkan miliaran orang untuk mengakses informasi secara online dalam bahasa asli atau bahasa pilihan mereka.
"Kemajuan dalam Machine Translation (MT) tidak hanya akan membantu orang-orang yang tidak berbicara salah satu bahasa yang mendominasi internet saat ini, mereka juga akan secara mendasar mengubah cara orang-orang di dunia terhubung dan berbagi ide," kata Meta dalam siaran persnya Rabu lalu.
Meta kemudian mengumumkan dua proyek AI terkait hal ini. Yang pertama adalah No Language Left Behind, dimana mereka sedang membangun model AI canggih yang akan digunakan untuk mengaktifkan terjemahan berkualitas ahli dalam ratusan bahasa, mulai dari Asturian, Luganda, hingga Bahasa Urdu.
Yang kedua adalah Universal Speech Translator, dimana mereka merancang pendekatan baru untuk menerjemahkan dari ucapan dalam satu bahasa ke bahasa lain secara real time, sehingga dapat mendukung bahasa tanpa sistem penulisan standar.
Sementara itu, saingan tangguh Meta seperti Apple, Google dan Microsoft tampaknya juga siap bersaing dengan Meta di medan virtual baru.
Video game global populer seperti Fortnite, Minecraft, dan Roblox, yang berjalan di platform game tradisional, dipandang sebagai pendahulu metaverse.
Google, yang telah lebih awal berhubungan dengan kacamata augmented reality, dikatakan juga memiliki tim insinyur, desainer, dan ilmuwan untuk membangun fondasi untuk komputasi imersif yang hebat.
Sementara itu Apple telah membeli perusahaan start-up yang berspesialisasi dalam bidang ini dan dikabarkan akan mengerjakan mixed-reality headgear-nya sendiri.
Microsoft, rumah bagi industri video game melalui sistem Xbox dan game seperti Minecraft juga telah membuat kesepakatan $69 miliar untuk membeli Activision Blizzard, menyebut bahwa metaverse sebagai bagian dari motivasinya untuk merger.
Sementara itu harga saham Meta telah anjlok akibat mendapat pukulan besar karena perubahan Apple pada aturan penargetan iklannya. Selain Facebook, produk Meta lain termasuk Instagram, WhatsApp, Messenger, dan headset virtual reality (VR) Oculus. (Lin)
(zend)