SOLO, solotrust.com – Kota Solo dikenal memiliki banyak pasar-pasar yang ikonis, salah satunya Pasar Burung dan Ikan Hias Depok yang berada di Manahan, Banjarsari, Solo, atau lokasinya tak jauh dari Taman Balekambang.
Ketika Solotrust.com menyambangi Pasar Burung dan Ikan Hias Depok, riuh sorai burung saling sahut-menyahut seolah mengucapkan selamat datang bagi siapapun yang mengunjungi pasar ini, dari halaman depan hingga ke dalam pasar.
Di pasar ini, diungkapkan Kepala Pasar Burung dan Ikan Hias Depok, Dwi Adi Prihutomo, bahwa terdapat sekitar 354 kios (belum termasuk shelter) yang menjual beraneka macam hewan, yang kebanyakan merupakan burung utamanya burung kicau, kandang, pakan, dan lain-lain.
“Kios 354, pedagangnya mesti lebih banyak, karena ada shelter juga, itu kan sifatnya nggak setiap hari, ya, kalau kios tetap,” kata Dwi kepada Solotrust.com Senin (7/3).
“Jadi memang di sini itu ada hewan lain seperti kucing, anjing, tikus, terus ada lagi seperti tupai. Jadi memang macem-macem hewan peliharaan,” imbuhnya.
Dwi mengatakan, burung-burung di Pasar Burung Depok didatangkan dari berbagai wilayah, mulai dari sekitar Soloraya hingga luar Jawa. Adapun, sebelum dijual, burung-burung tersebut harus didata dan dikarantina oleh petugas untuk kesehatan hewan dan sebagai upaya pencegahan persebaran hewan-hewan yang dilindungi dengan melibatkan tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
“Burung lokalan juga, dari Solo dan sekitarnya, juga ada pengiriman dari luar Jawa. Itu juga harus melalui karantina juga, jadi tidak serta merta dari luar Jawa itu bisa langsung masuk sini. Selain kesehatan, juga dari spesiesnya, jumlahnya, karena ada juga yang tidak boleh dijual BKSDA,” jelas Dwi.
Dari sekitar 354 kios (belum termasuk shelter) yang tersedia, Dwi menyebut bahwa Pasar Burung Depok – yang dulunya bernama Taman Pasar Burung ini – sebagai pasar hewan peliharaan terbesar di Asia Tenggara. Penetapan tersebut diungkapnnya, setelah pasar ini rampung direvitalisasi Wali Kota Solo kala itu FX Hadi Rudyatmo pada 2013 silam.
“Kalau dulu namanya Taman Pasar Burung terus era pembangunan (revitalisasi 2013-an),” terangnya.
“Ini pasar hewan terbesar di Asia Tenggara (sejak revitalisasi 2013) sampai sekarang,” lanjutnya. (dks/wurich)
(zend)