SOLO, solotrust.com – Pedagang Pusat Grosir Solo (PGS) menolak rencana kenaikan service charge sebesar 39,13 persen per bulan yang akan diberlakukan pihak manajemen PGS mulai Maret 2022 ini.
Dengan kenaikan itu, pedagang nantinya akan dikenakan biaya pembiayaan Rp 80 ribu/meter per bulan, yang sebelumnya Rp 57.500 /meter setiap bulannya.
Pedagang yang menolak beralasan, kenaikan tersebut tidak tepat diperlakukan di masa pandemi sekarang ini, pun dengan kondisi pasar yang dinilai masih sepi pengunjung.
“Di saat pandemi yg masih berlangsung yg sangat memukul ekonomi pedagang. Dan kondisi pasar yg masih belum pulih dan sepi pengunjung,” ungkap perwakilan pedagang dalam keterangan pers yang diterima Solotrust.com, Selasa (8/3).
Selain masalah pandemi, pedagang juga mengeluhkan masalah fasilitas seperti atap yang masih kurang, beberapa dinding rusak, dan toilet yang dinilai belum memadai. Sehingga, pedagang PGS menuntut perbaikan fasilitas.
“Pedagang menuntut perbaikan gedung dan fasilitas PGS yang sangat tidak layak, seperti atap tidak ada, dinding-dinding ada sebagian tidak ada atau hancur, toilet yg semestinya setiap lantai ada 2 sisi, sekarang hanya tersedia 1 sisi timur saja,” terang perwakilan pedangang tersebut.
Tidak lanjut dari penolakan itu, puluhan pedagang yang menolak melakukan aksi long march dari PGS menuju Balai Kota Solo Rabu (9/3) pagi, sementara sebagian atau perwakilan pedagang akan melakukan audiensi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo.
Diharapkan Pemkot Solo dapat menjembatani pedagang untuk bertemu dengan pemilik PGS dan mendapat solusi yang dapat diterima semua pihak.
“Maka kami para pedagang memohon pihak pemerintah dapat menjebatani untuk ketemu dengan pemilik PGS,” harap pedagang.
“Sesuai dengan program pemerintah yang memberikan dukungan untuk UMKM/pedagang bangkit di saat pandemi ini, kami berharap pemerintah bersedia membantu kami,” lanjutnya. (dks)
(zend)