Serba serbi

Varian Deltacron, Ahli Patologi: Masyarakat Jangan Terbebani

Kesehatan

15 Maret 2022 16:20 WIB

ilustrasi. (Foto: Freepik)

SOLO, solotrust.com – Baru-baru ini sedang ramai dikalangan masyarakat mengenai mutasi virus SARS-Cov-2 varian Deltacron. Ahli patologi klinis Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo dr Tonang Dwi Ardyanto meminta masyarakat untuk tidak terbebani.

Dr Tonang menjelaskan mutasi terjadi secara bertahap dan semakin kompleks. Dalam setiap mutasi tidak berarti bahwa varian dari Alfa berubah menjadi Delta, namun pasti masih ada varian Omicron ataupun lainnya.



“Mau itu varian Omicron ataupun Delta atau mungkin betul ada gabungan untuk semua tetap Covid, kita tidak usah terlalu terbebani berpikir tentang ini varian baru apa tidak, semua tetap Covid,” terang dr Tonang saat dihubungi Solotrust.com melalui sambungan telepon, Senin (14/3).

Dr Tonang menyebut kasus Deltracon masih sangat jarang ditemukan sehingga tidak perlu panik dan gaduh. Virus yang bermutasi dan cepat untuk menular, maka implikasi yang dirasakan adalah kerusakan yang ditimbulkan pada tubuh manusia justru berkurang.

Lebih lanjut ia menyatakan, berkaitan dengan varian baru Deltacron tersebut, tetap ada efektifitas dari vaksin.

“Varian mutasi ini dengan vaksin tidak membuat efektifitas vaksin hilang, itu sudah jawaban yang apa adanya, jadi jangan dianggap saya seolah-olah gimana, itu sudah jawaban yang apa adanya,” jelasnya.

Vaksin bekerja dalam tataran protein, mutasi tersebut dalam tataran gen. Tidak semua perubahan gen dapat merubah protein, sehingga selama mutasi jika protein tersebut masih tetap sama maka vaksin tersebut tetap bekerja.

“Baru dua kali dosis tenang sudah cukup. Kalau dapat kesempatan booster jalani itu jauh lebih baik. Belum ada untuk susulan suntikan keempat Deltacron yang melaporkan baru orang Eropa sana baru 30 atau 40 kasus saja gitu, tidak usah dianggap luar biasa,” imbuhnya.  (nika/riz/rich)

(zend)