Hard News

Bangunan Mangkrak, Manajemen PGS Janji Perbaiki Tahun Ini

Jateng & DIY

15 Maret 2022 17:00 WIB

Bangunan Pusat Grosir Solo (PGS) yang dikeluhkan para pedagang. Foto: solotrust.com/dks.

SOLO, solotrust.com – Manajemen Pusat Grosir Solo (PGS) menjanjikan untuk menyanggupi keluhan pedagang terkait bangunan PGS yang mangkrak, setelah melakukan mediasi yang diadakan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo untuk mempertemukan manajemen dan pedagang PGS bertempat di gedung Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Selasa (15/3)

Hal itu disampaikan Direksi Holding PGS Panji Narendra, bahwa pihaknya akan menargetkan penyelesaian bangunan fisik PGS pada tahun ini.



“Menjadi target manajemen untuk bisa diselesaikan tahun ini, karena kita melihat selesai Covid ini bisa kita mulai lagi program penyelesaian dari perbaikannya PGS yang tertunda,” katanya kepada awak media setelah audiensi.

Pada audiensi kali ini, paguyuban pedagang mengeluhkan fasilitas fisik, utamanya atap yang sejak 2019 lalu proses pengerjaannya terhenti sampai sekarang. Hal itu juga menjadi salah satu alasan pedagang menolak kenaikan service charge sebesar 39,13 persen/meter per-bulan, atau dari Rp 57.500 menjadi Rp 80 ribu/meter per-bulan.

Pandji menjelaskan, pihak manajemen selama tiga tahun terakhir mengalami kesusahan terutama dalam menghadapi pandemi Covid-19 sejak 2020 lalu.

“Tantangan terbesar tiga tahun Covid ini, ya, kita akui memang pendapatan kita turun drastis bahkan sampai 70 persen, dan itu menjadi pertimbangan kita untuk kenaikan di 3 tahun terakhir, kita tunggu semua sampai di tahun ini,” katanya.

“Bisa dibilang PGS ini kan sangat tergantung dengan pariwisata, kedatangan turis dari luar kota, maupun luar negeri, kita harap tahun ini, kita harap bisa kembali lagi seperti itu,” imbuhnya.

Sementara dikatakan Ketua Paguyuban Pedagang PGS, Sahil, bahwa ia dan pedagang lain ingin manajemen menyelesaikan persoalan service charge dengan pedagang secepatnya.

“Jangan berlama lama, ini kan sudah 2 minggu lagi akan piasa terus lebaran,” tandasnya.

Untuk itu, Sahil juga meminta pihak manajemen membuka ruang komunikasi dengan pihaknya, yang selama ini ia dinilai tidak ada komunikasi dua arah.

“Komunikasi dibuat selebar-lebarnya dua arah, bukan satu arah,” tandasnya. (dks)

(zend)