SOLO, solotrust.com – Penolakan pedagang atas kenaikan service charge Pusat Grosir Solo (PGS) Rp57.500/meter/bulan menjadi Rp80 ribu/meter/bulan berbuntut pada tiga audiensi eksternal PGS, yang dua di antarannya dihadiri manajemen dan perwakilan pedagang.
Audiensi pertama dilaksanakan 9 Maret 2022 lalu, pedagang melakukan long march ke Balai Kota Solo menemui Dinas Perdagangan (Disdag) Solo. Setelahnya, secara berurutan, pada Selasa (16/3) dan Rabu (17/3) dilaksanakan mediasi kedua pihak masing-masing oleh Disdag dan DPRD Solo.
Tiga audiensi itu belum mememui titik temu, sementara pedagang masih menginginkan owner PGS didatangkan pada pertemuan mediasi, agar keputusan dapat segera diambil. Di mana, owner absen di kedua kesempatan itu.
Ketua Paguyuban Pedagang PGS, Sahil, berharap pertemuan selanjutnya owner dapat hadir. Pihaknya juga mengharapkan pertemuan dilaksanakan secara terbatas.
“Kami berharap Pak Willy (Owner PGS) bisa memberi keputusan,” tegas Sahil.
“Harapan kami ini dewan memberi penjelasan kepada Pak Willy, memanggil ulang, dengan tidak sebanyak ini, ya, kami berharap pimpinan (DPRD) mengundang perwakilan kami 5 atau 3 orang sama Pak Willy,” imbuhnya.
Jika keputusan tak segera diambil, pihaknya juga mengancam akan menindak-lanjuti permasalahan dengan menghadap Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.
“Kalau semua tidak ada, ya kami terpaksa ke Pak Wali,” terangnya.
Pihak manajemen PGS yang diwakili Restu pada Rabu (16/3) kemarin membeberkan bahwa owner PGS saat ini sedang menjalani isolasi mandiri (isoman). Sementara, ia juga berencana akan segera menyelesaikan permasalahan.
“Insya Allah nanti diusahakan datang, ya paling nanti ada mediasi lagi, kita atur waktunya,” tukasnya. (dks)
(zend)