Hard News

Televisi Masih Jadi Sarana Hiburan, Masyarakat Perlu Dipahamkan Soal Siaran Digital

Nasional

21 Maret 2022 18:56 WIB

Ketua DPRD Jateng Bambang Kusriyanto (hadir virtual), Ketua DPRD Kabupaten Semarang Bondan Marutohening, Kepala Diskominfo Kabupaten Semarang Wiwin Sulistyowati saat menjadi pembicara dalam Sosialisasi Non Perda "Kesiapan Masyarakat Menghadapi Digitalisasi Penyiaran".

SEMARANG, solotrust.com- Masyarakat perlu diberi pemahaman akan manfaat siaran digital. Meski program Analog Switch Off (ASO) sudah digaungkan sejak lama, hingga kini masih banyak masyarakat yang belum paham. Padahal peralihan siaran televisi analog ke penyiaran digital merupakan sebuah tuntutan. Teknologi digital menawarkan sejumlah keunggulan. Diantaranya kualitas siaran yang lebih baik dan stabil.
 
Ketua DPRD Jateng Bambang Kusriyanto mengatakan, perkembangan teknologi saat ini cukup cepat, sehingga sektor penyiaran membutuhkan kualitas yang lebih baik. 
 
"Bagi sebagian masyarakat, khususnya di pedesaan, televisi menjadi satu-satunya hiburan. Karena itu, masyarakat perlu diberi pemahaman akan manfaat siaran digital sehingga mau beralih dengan sukarela," ujarnya dalam Sosialisasi Non Perda 'Kesiapan Masyarakat Menghadapi Digitalisasi Penyiaran'di aula Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang, Minggu (20/3/2022).
 
Menurut pria yang akrab disapa Bambang Kribo tersebut, dengan kualitas penyiaran yang baik, maka pelayanan terhadap masyarakat dapat meningkat. 
 
"Belum semua masyarakat, terutama di desa paham akan Analog Switch Off (ASO) dan belum tahu harus bagaimana. Maka sosialisasi perlu digencarkan lagi," kata Bambang yang hadir secara virtual.
 
Ketua DPRD Kabupaten Semarang Bondan Marutohening mengakui proses peralihan dari siaran analog ke digital menemui banyak kendala. Pasalnya, selama ini masih banyak masyarakat yang memiliki televisi analog sehingga membutuhkan alat Set Top Box (STB) untuk menerima siaran digital.
 
"Saya berharap masyarakat bisa memahami pentingnya digitalisasi penyiaran tersebut agar kualitas siaran yang diterima dapat lebih baik lagi,” kata politisi PDI Perjuangan tersebut.
 
Dia menambahkan, dari pengamatan di lapangan, saat ini sekitar 70 persen masyarakat di pedesaan belum siap dengan perangkat untuk menerima siaran digital. Siaran digital dapat langsung diterima dengan Smart TV atau televisi analog yang ditambahi STB. 
 
"Bantuan STB bagi masyarakat yang tidak mampu bisa menjadi sedikit penolong agar tetap dapat menikmati hiburan di televisi," tandasnya dalam acara yang dimoderatori Ricky Fitriyanto tersebut.
 
Kepala Diskominfo Kabupaten Semarang Wiwin Sulistyowati juga mengakui masih banyak masyarakat yang memiliki televisi analog maupun televisi tabung, sehingga membutuhkan STB. Dia berharap masyarakat bisa menyiapkan STB tersebut secara mandiri untuk menikmati kualitas siaran digital yang lebih baik. 
 
Dikatakan, pemerintah melalui Kementerian Kominfo akan memberikan STB itu dengan beberapa syarat. Salah satunya bagi rumah tangga tidak mampu yang datanya sudah masuk ke Kemensos.
 
"Akan ada distribusi STB gratis untuk masyarakat, rencananya Kementerian Kominfo akan mendistribusikan 6 juta STB gratis bagi masyarakat pra sejahtera," katanya dalam acara yang ikut dihadiri Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Semarang Agus Budiyono dan Daryanto tersebut.
 
 Dalam pendistribusian STB itu, diperlukan peran masyarakat dan perangkat desa untuk menginfokan adanya masyarakat tidak mampu di daerahnya. 
 
"Alat tersebut memang harus dimiliki karena dijadwalkan pada tahun ini ada switch off untuk TV analog. Di Kabupaten Semarang sendiri jadwal ASO akan diterapkan Agustus tahun ini bersama Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sragen, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Kudus, Kabupaten Demak, Kota Salatiga, dan Kota Semarang," katanya.
 
Meski membutuhkan STB, lanjutnya, siaran televisi digital dapat dinikmati tanpa harus membayar seperti siaran televisi berlangganan.

(Wd)