Hard News

Cerita Pilu Dibalik Kesuksesan SalaHatedu #8, Tak Didukung Pemkot Solo Hingga Swadaya Panitia

Jateng & DIY

29 Maret 2022 12:14 WIB

Slamet Rahardjo menjadi salah satu pengisi lokakarya SalaHatedu 8 di kota Solo, Jumat (25/3).(Foto: Dok. SalaHatedu)

SOLO, solotrust.com – Agenda tahunan SalaHatedu untuk memperingati Hari Teater Dunia di Kota Solo sudah dilewati pada 23-26 Maret 2022 lalu.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, tak hanya menghadirkan pertunjukkan teater, lokakarya ini  menghadirkan tokoh-tokoh teater ternama dari Indonesia untuk berbagi ilmu. Tahun ini, SalaHatedu dapat menghadirkan Elly D Luthan, Sonny Soemarsono, Embi C Noor, Eka Nusa Pertiwi, sampai aktor kenamaan Sha Ine Febriyanti dan Slamet Rahardjo Djarot.



Namun di balik kesuksesannya, terbesit sedikit kepiluan dari panitia pelaksana agenda besar ini. Meski bisa mendatangkan pelaku teater dari berbagai daerah, mereka tak sedikit pun mendapat dukungan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Solo.

Selama ini SalaHatedu berjalan secara swadaya panitia dan mengandalkan dukungan dari pihak-pihak pribadi.

Ketua pelaksana SalaHatedu #8 Caroko Turah Hananto mengaku sudah mengonsultasikan pengajuan anggaran di Pemkot Solo, namun hingga kini belum ada respon apapun.

“Pengajuan SalaHatedu kemarin sudah melalui Stafsus Pak Yusuf itu, sudah di Disbud (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata) Solo juga dan sampai sekarang belum ada tanggapan juga. Bagiku yowislah (ya sudahlah),” tutur Turah kepada Solotrust.com, Sabtu (26/3)

Turah hanya menyayangkan, jika dibandingkan dengan agenda kesenian dan kebudayaan lain di Kota Solo, SalaHatedu juga mampu menghadirkan wisatawan dan pengunjung dari berbagai daerah, termasuk dari mancanegara.

Tiap tahunnya, gelaran kesenian yang biasa diadakan di Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) ini memang mampu mengundang kelompok-kelompok teater dari berbagai daerah.

Bedane ki ning ngendi (Bedanya dimana), kualitas, opo besaran peserta, opo luas wilayah cakupan peserta, perasaan aku wis (melampauinya). Terkadang memang permasalahannya adalah kene mlakune ki yo rodok terseok-seok intine ngono (kita berjalannya agak terseok-seok, intinya begitu –jawa red). Maksudku ketika infrastrukturku dengan pengadaan bantuan dari Pemerintah kota sing berupa uang aku isoh luwih berpikir liyane (lainnya –jawa red), ide gagasannya bisa lebih besar lagi dari yang sebelumnya, bisa mendatangkan orang-orang yang lebih lagi. Nah ketika itu ora enek ‘kan ki arep ngembang ki susah (tidak ada, mau berkembang susah –jawa red),” terangnya.

Kelompok teater dari Solo hingga luar Jawa hadir menjadi peserta, bahkan aktor yang pernah menjadi pemeran film Wage yakni Rendra Bagus Pamungkas juga hadir untuk menonton acara ini. Selain itu, artis Olivia Zalianty, Fanny Chotimah, dan banyak lagi juga terlihat menyambangi SalaHatedu #8.

Turah hanya berharap apabila berkenan, Pemkot Solo hadir dan melirik potensi besar dari agenda tahunan ini menjadi salah satu daftar wisata kebudayaan. Pihaknya juga menambahkan siap menerima tantangan apapun dari Pemkot Solo.

“Aku ora bakal sambat. Kancaku akeh, (Aku tidak akan mengeluh. Temanku banyak,) semakin aku melakukan ini dengan intensitas, kancaku luwih akeh (temanku akan lebih banyak). Iki kerja jaringan, yang dimiliki Indonesia salah satunya ya itu swadaya, masih gotong royong kan kalau kita garis itu, ini menungsa (manusia) Indonesia kabeh ning kene (semua ada di sini),” pungkas Turah. (riz/dd)

(zend)