SOLO, solotrust.com – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) se-Soloraya melakukan aksi unjuk rasa di Flyover Purwosari, Solo, Selasa (12/4) sore. Pada aksi ini, ratusan mahasiswa dari berbagai universitas itu menyusuri dari arah barat menuju bawah Flyover Purwosari sekira pukul 15.50 WIB hingga menjelang Salat Maghrib.
Arus lalu lintas di sekitaran flyover sempat tersendat dengan adanya aksi ini. Sebab partisipan aksi sempat menutup jalan dari timur hingga barat flyover sekira pukul 16.40 WIB. Tak sampai disitu, para partisipan juga menutup arus kendaraan di bawah flyover hingga aksi bubar.
Dalam aksi ini, HMI Soloraya memiliki 5 tuntutan, yakni Menolak kenaikan harga bahan pokok (minyak goreng dan lainnya); penolakan kenaikan Pajak Penambahan Nilai sebesar (PPN) 1 persen; penolakan kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM); penolakan penundaan Pemilihan Umum (2024), dan menuntut penghentian proyek tambang batu andesit di Wadas, Purworejo.
Menyinggung salah satu tuntutan, Ketua Umum (Ketum) HMI Cabang Solo, Wiradrana Wasistha mengatakan, pemerintah hingga saat ini belum memiliki solusi jangka panjang menanggapi kenaikan harga komoditas minyak goreng.
Menurutnya, Bantuan Langsung Tunai (BLT) Minyak Goreng sebesar Rp300 ribu untuk tiga bulan, hanya akan menjadi solusi jangka pendek. Ia pun meminta pemerintah tegas memberangus pihak-pihak yang menurutnya mengakibatkan tidak meratanya distribusi minyak goreng.
“Pemerintah di sini memberikan kebijakan BLT. Itu hanya solusi singkat saja, sebenarnya permasalahannya adalah ketidaktegasan negara terhadap para mafia-mafia dari minyak goren,” katanya kepada wartawan Selasa (12/4) sore.
Sementara, ia juga menyebut jika kenaikan harga BBM Pertamax Rp12.500 menjadi Rp16 ribu serta kenaikan PPN 10 persen menjadi 11 persen per-April 2022 akan memberatkan rakyat. Ia menilai, kenaikan itu akan berdampak pada naiknya harga kebutuhan masyarakat.
“BBM dan PPN di mana Naik 1%, mungkin kita melihat itu hanya 1% namun dampaknya sangat besar karena dengan naik PPN itu juga berdampak kepada hampir seluruh kebutuhan dari masyarakat,” jelasnya.
Koordinator aksi dari HMI Cabang Sukoharjo, Reza, menyatakan pihaknya juga mendesak pemerintah menghentikan eksploitasi tambang andesit Wadas, Purworejo yang akan digunakan dalam proyek strategis nasional (PSN) Waduk Wadas.
HMI Soloraya juga menentang wacana penundaan Pemilu 2024 yang sempat terlontar dari beberapa pihak. Ia menegaskan, HMI akan mengawal konstitusi pelaksanaan pemilu.
“Kita juga meminta pemerintah untuk menghentikan eksploitasi tambang andesit di desa Wadas itu,” tegasnya.
“Kami mengawal untuk hingga titik pengesahan pengasahan dari KPU (Komisi Pemilihan Umum) dan Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu) itu, bahwa Pemilu tetap dilaksanakan pada tahun 2004, jadi tidak diperpanjang lagi atau tiga periode seperti itu akan dikhawatirkan abuse of power,” tambahnya.
Sementara, Sekretaris Umum HMI Cabang Sukoharjo Fierdha Abdullah Ali menegaskan HMI Soloraya akan tetap mengkritisi pemerintah di tanah kelahiran Jokowi.
“Mahasiswa di Solo tidak diam, mahasiswa akan mengkritisi Presiden Jokowi meskipun ini dari tanah kelahirannya 11 April dari Solo,” pungkasnya. (dks)
()