KARANGANYAR, solotrust.com – Peristiwa keracunan makanan bergizi gratis yang terjadi pada April 2025 lalu di SDN Wonorejo 04 Kecamatan Gondangrejo, ditindaklanjuti Komisi D DPRD Karanganyar dengan menggelar forum dengar pendapat bersama dinas terkait. Pada forum ini turut diundang pula pejabat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Satuan Pelayanan dan Pemenuhan Gizi (SPPG), Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI), serta Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Surakarta.
Dalam forum ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Karanganyar membeberkan penyebab keracunan massal di SDN 04 Wonorejo Gondangrejo usai peserta didik dan guru menyantap menu makanan bergizi gratis (MBG) beberapa waktu lalu.
Dinkes menemukan adanya bakteri berbahaya berkembang biak pada sampel makanan yang diambil. Hal itu disampaikan Kasi Imuninasi Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar, Winarsi di hadapan anggota Komisi D di ruang OR gedung DPRD Karanganyar, Jumat (16/05/2025).
"Saat itu menu makannya soto ayam dan ayam suwir. Kami ambil sampelnya, termasuk susu dan buah. Hasil labkes (laboratorium kesehatan) menunjukkan sampel terpapar mikroorganisme," kata Winarsi menceritakan insiden keracunan di SDN 04 Wonorejo Gondangrejo pada April lalu.
Berdasarkan penelusuran tim Dinas Kesehatan, ternyata juru masak SPPG mengolah makanan pada malam sebelum penyajian. Akibat terpapar terlalu lama, dibiarkan dan tak segera dikonsumsi, bakteri dan mikroorganisme di udara masuk ke makanan.
"Sekitar jam 09.30 WIB menu MBG tersebut baru dimakan anak-anak," katanya.
Sebanyak delapan siswa mengalami gejala keracunan, seperti mual, muntah, dan pusing kepala. Adapun dari delapan korban keracunan, satu di antaranya mengalami diare. Semua korban kini sudah membaik setelah dirawat di Puskesmas Gondangrejo.
Insiden ini bukan kali pertama terjadi di SDN 04 Wonorejo. Sepekan sebelumnya, kepala sekolah mengalami nasib sama usai menyantap menu MBG dan buahnya.
Ketua Komisi D DPRD Karanganyar, Ali Akbar meminta SPPG dan SPPI mengolah bahan makanan serta menyimpan dan mendistribusikannya secara aman guna menghindari penurunan kualitas menu. Ia juga meminta dinas terkait lebih kooperatif dalam menangani kasus tersebut.
"Kita berharap agar dinas terkait memperkuat tim. Mari berkomitmen memperbaiki program MBG, terutama SOP (standard operational procedure) SPPG,” bilang Ali Akbar.
Dinas Kesehatan pun menegaskan siap menganani kasus keracunan dengan membentuk tim gerak cepat di puskesmas. Para anggota Komisi D lainnya, seperti Tiara Puspita, Suwarni, dan Suparmi meminta Dinas Pendidikan pro aktif menangani problematika pendidikan, termasuk MBG, meski pengelolaannya bukan oleh dinas teknis.
Kepala BPOM Surakarta, M Fajar Arif, mengatakan pihaknya bersama Badan Gizi Nasional (BGN) akan memberikan pelatihan ke juru masak dan pendampingnya, terkait cara mengolah, menyimpan dan menyajikan makanan pada program MBG. Ini untuk menghindari kualitas makanan memburuk selama prosesnya.
"Pelatihan ini sudah dimulai di Jawa Tengah. Kami mengampu wilayah Solo dan sekitarnya, melatih SPPI yang diajukan oleh BGN," pungkasnya. (joe)
(and_)