Hard News

Menengok Hangatnya Suasana Ramadan di Rumah Pelayanan Disabilitas Netra Bhakti Chandrasa Solo

Jateng & DIY

14 April 2022 13:42 WIB

Penyandang disabilitas netra di Rumah Pelayanan Sosial Disabilitas Netra Bhakti Chandrasa Solo, nampak sedang menyimak materi kultum sembari membaca Al-Quran Braile, Rabu (13/4) siang. (Foto: Dok. solotrust.com/dks)

SOLO, solotrust.com – Suasana hangat terasa dari dalam teduhnya Masjid Nurul Huda, yang berada di dalam kompleks Rumah Pelayanan Sosial Disabilitas Netra Bhakti Chandrasa Pajang, Laweyan, Solo, pada Rabu (13/4) siang itu.

Para penyandang tunanetra –yang juga murid di panti tersebut– nampak asyik menyimak kultum seusai salat Zuhur. Sesekali gelak tawa menghambur di dalam ruangan saat penyampai materi menyisipkan humor, yang menambah kesan hangat di masjid tersebut.



Sebelum kegiatan kultum, para penyandang disabilitas netra itu juga mengikuti sesi tadarus dengan menggunakan media Al-Quran huruf braile dibimbing pengajar di Rumah Disabilitas Netra Bhakti Chandrasa. Saat kultum berlangsung, nampak beberapa murid masih mengeja Al-Quran braile sembari menyimak materi.

Kegiatan semacam ini sebenarnya tak hanya diadakan pada bulan Ramadan saja. Pengajar Rumah  Disabilitas Netra Bhakti Chandrasa Solo, Sartono, mengatakan agenda tersebut merupakan kegiatan keagamaan rutin harian, termasuk di luar bulan Ramadan.

“Baik di bulan Ramadan maupun di luar Ramadan, khususnya kegaiatan agama itu selalu diadakan, terutama sehabis Zuhur dan sehabis Magrib,” katanya saat disambangi Solotrust.com di Masjid Nurul Huda Rumah Disabilitas Netra Bhakti Chandrasa Solo, Rabu (13/4) siang.

Hanya saja, menurutnya kegiatan keagamaan akan makin digiatkan di bulan suci Ramadan. Murid pun mengikuti kegiatan ini baik dengan pembimbing atau pengajar setiap Senin-Kamis, maupun secara mandiri setiap harinya.

“Untuk bulan Ramadan kegiatan khususnya adalah tarawih dan diperbanyak kultum, setelah subuh, habis Zuhur, dan nanti menjelang Magrib, dan Tarawih kultum serta belajar sendiri malam hari,” jelas Sartono.

Pada kultum, pihak panti juga memberi pelbagai materi keagamaan berbeda-beda setiap harinya, mulai dari: tauhid, fikih, ahlak, Al-Quran, serta sejarah Islam.

“Disesuaikan jadwalnya, mungkin minggu pertama ilmu Tauhid, minggu kedua tentang fiqih, minggu ketiga tentang tauhid, minggu keempat Al-Quran, minggu kelima tentang sejarah, begitu, baik di Ramadan maupun luar Ramadan,” terangnya.

Sedangkan, untuk tadarus Al-Quran, Sartono mengungkapkan pengajar akan membimbing murid-murid tersebut membaca sedikitnya 4-6 ayat pendek, atau 2 ayat panjang setiap harinya sesuai jadwal menggunakan Al-Quran braile.

“Untuk yang bersama (tadarus) itu minimal 4-6 ayat, kadang-kadang yang ayatnya panjang 2 saja, setiap habis Zuhur itu ada baca Al-Quran terus kajian sesuai jadwalnya,” paparnya.

Di luar itu, murid-murid penyandang disabilitas netra akan secara mandiri belajar ilmu keagamaan, utamanya membaca Al-Quran sendiri.

Saat Solotrust.com berkesempatan menyambangi panti pada siang hari itu, Rabu (13/4) itu, nampak beberapa murid membaca Al-Quran di dalam masjid. Mereka tak langsung bergegas meninggalkan masjid seusai salat, tadarus, dan kultum bersama.

Salah satu murid yang membaca Al-Quran sendiri sesuai kultum, Wahid Nur Hidayat, mengungkapkan setiap harinya ia bisa membaca 1-2 juz Al-Quran. Ia mengaku senang lantaran termotivasi pengin memahami terjemahan dan menghafalkan Al-Quran.

“Setiap harinya kadang bisa 1-2 juz. Targetnya 1 [juz] tapi kadang lebih. Paling banyak sehari 2 juz,” ungkapnya.

“Jadi ingin sekali membaca Al-Quran dan memahami terjemahan, dan menghafalkannya,” pungkas Wahid.

Di luar kegiatan keagamaan, para murid Rumah Disabilitas Netra Bhakti Chandarasa ini juga mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) yang pada bulan Ramadan dilaksanakan pukul 7.30 WIB hingga 12.00 WIB. Murid di panti ini pun dibekali pelbagai pelajaran: pengetahuan umum, keterampilan khusus, keagamaan, kesenian, hingga keolahragaan. (dks)

(zend)