Pend & Budaya

Tak Ingin Didahului Malaysia, Pemerintah Dukung Reog Ponorogo Didaftarkan ke UNESCO

Pend & Budaya

18 April 2022 18:31 WIB

Massa yang berkumpul di trotoar Jl Ir Juanda, Pucangsawit, Jebres, Solo mendesak pemerintah segera mematenkan kesenian Reog Ponorogo ke UNESCO, Sabtu (09/04/2022) malam. (Foto: Dok. solotrust.com/dks)

Solotrust.com - Reog selama ini populer dan dekat dengan masyarakat Ponorogo. Kesenian telah diwariskan secara turun temurun itu pun kemudian berkembang pesat dan tetap dilestarikan hingga kini.

Kendati demikian, kesenian Reog yang akarnya berasal dari Indonesia, kini tengah terancam dan siap diklaim Malaysia. Negara tetangga satu rumpun itu berencana mendaftarkan reog sebagai kebudayaan miliknya ke United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO).



Kabar itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy dalam keterangan resminya, diterbitkan Kemenko PMK baru-baru ini.

"Reog, Negara Malaysia rencananya mau ajukan juga, maka dari itu kita harus lebih dulu karena ini kan sudah menjadi budaya dan warisan kita," ujar Muhadjir Effendy.

Ia pun meminta pemerintah daerah Ponorogo untuk mengusulkan kepada UNESCO agar reog segera diakui sebagai warisan budaya Indonesia. Dalam hal ini dengan menyerahkan data-data yang diminta dan segera dilaporkan kepada UNESCO.

"Saya mendukung penuh reog diusulkan menjadi budaya tak benda di UNESCO. Saya upayakan supaya berhasil dan bisa menjadi kebanggaan, bukan hanya bagi masyarakat Ponorogo, tapi juga bagi seluruh Indonesia," tambah Muhadjir Effendy.

Selain reog Ponorogo, warisan lain turut diajukan, di antaranya tempe, jamu, kulintang, dan tenun Indonesia.

Menurut informasi dirangkum dari beberapa sumber, pemerintah daerah Ponorogo sudah menyerahkan berkas kepada Sekretariat ICH UNESCO beberapa waktu silam. Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko sebelumnya telah bertemu dan berdialog dengan pihak UNESCO mengenai kesenian reog. (dd)

(and_)