SOLO, solotrust.com - Beberapa waktu lalu ramai di media sosial seorang emak-emak mengemudikan bus antar-kota antar-provinsi (AKAP) menggunakan daster. Video yang ditonton puluhan ribu orang itu diunggah akun Instagram Direktur Operasional PO Haryanto, @rianmahendra83.
Usut punya usut, wanita itu merupakan warga Wonogiri, Bekti Rahayu alias Yayuk yang telah menjadi supir bus PO Haryanto sejak 2015 silam.
Saat ditemui Solotrust.com di Garasi PO Haryanto Soloraya di Bangak Boyolali, Yayuk pun buka suara soal alasannya menggunakan daster saat itu, lantaran bus yang ia kemudikan tak membawa penumpang alias kosongan.
Yayuk yang saat itu ditugasi membawa bus ke Jakarta itu pun langsung gerak cepat (gercep) membawa bus tanpa menganti seragam.
"Dari sini kosongan, terus nanti dari sana bawa penumpang. Soalnya kadang kurang bus dari barat (arah Jakarta)," ungkapnya kepada Solotrust.com Senin (18/4).
Setelahnya, Yayuk pun langsung membawa penumpang dari arah Jakarta.
"Karena penumpang melonjak banyak di sana, di Jakarta banyak makanya dari sini (Solo) kosong," bebernya.
Ia tak pikir panjang soal seragam. Sebab, di dalam busnya telah tersedia seragam yang bisa ia pakai saat busnya membawa penumpang.
"Kalau seragam di bus ada beberapa setel," kata Yayuk.
Bukan wanita sembarangan, sudah jadi sopir 15 tahunan
Yayuk bukan wanita sembarangan. Ibu dua anak ini ternyata telah menjadi sopir sejak 2005 silam. Moda transportasi publik yang ia kendarai saat itu ialah TransJakarta, melayani Koridor 1 Blok M Kota.
Tak berhenti di Jakarta, Yayuk kemudian melanglangbuana di aspal jalanan menjadi pengemudi bus dalam kota, truk muatan AKAP, hingga kini bus AKAP di PO Haryanto.
Yayuk mengaku melakukan pekerjaan ekstrim ini lantaran kebutuhan dan keinginannya menyekolahkan kedua anaknya. Kini, setelah lebih dari 15 tahun melaju di jalanan, Yayuk mampu menuntaskan pendidikan kedua anaknya hingga menjadi sarjana.
"Dulu awalnya karena kebutuhan hidup buat nyekolahkan anak, jadi sarjana karena saya tamatan SMA. Kurang-lebih 5-6 tahun pertama (jadi sopir) anak saya sudah selesai sarjana semua dua-duanya," terangnya.
Kendati tak selalu mudah menjalani pekerjaan itu, wanita asal Kota Gaplek ini merasa bersyukur atas apa yang ia dapatkan.
"Tetep semua kerjaan itu tetap ada kesulitan, suka-duka itu pasti. Tapi harus tetap berwajah manis berikan pengertian ke penumpang ke penumpang," ujarnya.
"Harus bersyukur selalu bersyukur, karena ada orang yang mencari uang harus taruhan nyawa itu banyak," tukasnya. (dks)
(zend)