SOLO, solotrust.com - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surakarta terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait proyek pembangunan Overpass Manahan. Kali ini, Dishub mengundang ratusan kepala sekolah dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga SMA yang ada di Kota Solo. Tak hanya dari sekolah, sejumlah pemangku kelurahan setempat juga turut hadir dalam sosialisasi tersebut.
Kepala Dishub Surakarta Hari Prihatno menekankan kepada pihak sekolah untuk memaklumi kemacetan yang bakal terjadi selama delapan bulan ke depan. Dirinya juga mengimbau agar sekolah dapat menyesuaikan diri, mengingat kemacetan pasti terjadi terutama saat jam masuk sekolah.
"Kalau kita menyarankan sih paling bisa berangkat lebih pagi. Berharap ada manajemen waktu, seperti waktu mengantar anak dan bekerja. Harus diperhitungkan," papar Hari saat sosialisasi di Balai Tawangarum Kompleks Balai Kota Surakarta, Kamis (8/3/2018).
Meski sebelumnya telah mencuat rencana penggeseran jam masuk sekolah, Hari mengatakan rencana itu masih terus dimatangkan bersama Dinas Pendidikan (Disdik) Surakarta. Penyesuaian jam sekolah, kata Hari, menjadi salah satu solusi dalam mengurai kemacetan saat proyek pembangunan Overpass Manahan dimulai 19 Maret nanti.
"Untuk jam masuk sekolah kemungkinan besar tidak berubah, yaitu tetap masuk jam 7. Karena memang tidak semua sekolah yang terdampak, jadi nanti akan kita evaluasi saat uji coba nanti. Perlu atau tidak penggeseran jam masuk sekolah," terangnya.
Solusi lain, Hari meminta pihak sekolah yang terdampak proyek Overpass Manahan agar sesegera mungkin mengadakan sosialisasi dengan wali siswa. Tujuannya, agar wali siswa mendapat pemahaman lebih terkait lokasi penurunan dan penjemputan anak. Diharapkan, hal tersebut dapat mengurangi penumpukan kendaraan di bahu jalan.
"Misal SMP 1 itu droping-nya di Patung Kuda Manahan dan SD Kalam Kudus bisa droping di utara. Jadi tidak perlu menyeberang," tandasnya. (vin)
(way)