Solotrust.com - Bulan mulai beranjak meninggi kala petikan alat musik sape milik Uyau Moris memecah keheningan malam, menghantarkan pembukaan pameran 40+ Alive di Graha Yasa I Sewon Bantul, Senin (16/05/2022).
Pameran dilaksanakan Kelompok Parkiran jebolan FSRD ISI Yogyakarta berlangsung sangat meriah, dihadiri pengunjung dari berbagai daerah.
Pengkarya dalam orasi pembukaan, Whani Darmawan, usai pertunjukan musik Uyau Moris dan rekannya, mengatakan penyikapan persoalan tentang profesi seni rupa dalam ranah industri tak dapat disalahkan.
"Di hari ini, aktual ini, di mana seni rupa menjadi suatu profesi tidak dapat disalahkan jika penyikapan atas profesi kesenirupaan itu pun disikapi secara industrial. Meski pada saat yang bersamaan, seni rupa masih saja menunjukkan sisi misterius antara harga material dengan nilai immaterialnya." ujarnya.
Whani Darmawan menambahkan, jangan-jangan komoditi bersandar pada dunia ide dan platonik justru berhasil dimainkan kaum saudagar seni rupa.
"Bagaimana jika ada yang tidak berbakat kemudian merangkap menjadi saudagar? Mungkin ada baiknya bersandar pada kebijakan satir. Jodoh ada di tangan Tuhan, rezeki tak lari ke mana," lanjutnya.
Kelompok Parkiran sendiri merupakan sebuah kelompok yang tumbuh di parkiran FSRD ISI Yogyakarta. Kelompok ini sejak dulu tanpa bermaksud ingin terlihat gagah, awalnya menolak kemapanan, meski akhirnya sebagai manusia sejati sampailah pada kemapanan tanpa bisa menolak keadaan. Kendati demikian, hal ini masih bisa diperdebatkan.
Whani Darmawan yang merupakan seorang aktor mengakui melukis merupakan bentuk perayaan kesenangan untuk melepaskan segala impitan dan beban, tanpa membatasi lontaran dari tenaga sendiri.
Dalam pameran menghadirkan berbagai macam karya lukis maupun drawing, para tamu undangan juga dipersilakan secara langsung menggambar dengan model Uyau Moris yang tengah memainkan alat musik sape. (dd)
(and_)