SOLO, solotrust.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Solo resmi merelokasi sejumlah pedagang Pasar Mebel Gilingan ke dua lokasi pasar darurat di depan SMPN 4 Solo dan Taman Segitiga Jalan DI Panjaitan, Setabelan, Banjarsari, Solo, Jumat (20/05/2022).
Namun, hingga detik-detik pemindahan, pedagang masih mengeluhkan masalah listrik di lokasi tersebut yang dinilai kurang memadai. Salah satu pedagang, Nuning Suharti mengungkapkan, pasar mebel yang mesti melakukan kegiatan produksi membutuhkan listrik lebih.
Adapun untuk mendapatkan listrik, pedagang di lokasi pasar darurat mesti memasang listrik secara mandiri. Hal itu dinilai Nuning memberatkan pedagang yang melakukan pindahan. Sementara, Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Solo mengizinkan pedagang melakukan produksi ringan.
"Di sana lampu cuma lima watt, listrik juga itu nggak bisa, itu harus pasang listrik, itu tolonglah, itu cuma menfasilitasi," kata Nuning, saat ditemui Kamis (19/05/2022) sore.
"Padahal pasar baru belum dibangun, terus di sana nggak bisa produksi bukan cuma showroom, padahal pasar mebel harus produksi, pasar darurat harus tambah listrik lagi," lanjutnya.
Nuning juga menilai, ukuran los pasar darurat 3x4 meter juga kurang memadai. Pedagang juga mesti mengontrak tempat baru untuk kebutuhan gudang serta tempat tinggal.
"Kalau misalkan barang saya sepuluh, diambil ukuran terkecil pun tiga sampai lima tergantung, terus sisa barang mau dikasih ke mana kalau nggak dikasih kontrakan, yang punya tempat tinggal mungkin nggak masalah," terangnya.
Kendati demikian, menurut Nuning permasalahan listrik menjadi hal mendasar sebagai fasilitas harus tersedia. Menurutnya, memasang listrik membutuhkan biaya lebih yang ia nilai memberatkan.
Terlebih, selama pemindahan beberapa pedagang mesti menanggung biaya pemindahan untuk menghindari mebel dari kerusakan. Kendati Pemkot Solo telah menyediakan tenaga dan kendaraan selama pemindahan.
"Listrik itu kebutuhan pokok, kalau tempat tinggal itu urusan pribadi, kami pasang [listrik] sendiri harus keluar uang. Kami bongkar, bayar tenaga, nyari kontrakan juga harus keluar uang lagi. Mungkin ada bantuan, tapi mereka kan nggak tahu cara ngangkutnya," ujar Nuning.
Sementara itu, Lurah Pasar Mebel Gilingan, Febrian Budi Purnomo mengungkapkan untuk kebutuhan listrik pihaknya belum dapat memberi bantuan. Hal itu menjadi kewenangan PLN sebagai penyedia listrik. Namun, Dinas Perdagangan (Disdag) merekomendasi pedagang yang ingin memasang listrik secara mandiri.
“Kalau listrik dari Disdag belum bisa ngasih, itu kan bukan dari pemkot, itu dari PLN. Kalau mau masang dari dinas memberi rekomendasi,” kata Febrian Budi Purnomo, ditemui solotrust.com, Jumat (20/05/2022) pagi.
Diungkapkan, berdasarkan datanya terdapat 85 lebih kios dan los dipindahkan ke pasar darurat. Total, 26 los di pasar darurat Taman Segitiga dan 20 los di depan SMPN 4 Solo. Jumlah itu lantaran dari 85 kios dan los sebelumnya, beberapa pedagang memiliki lebih dari satu tempat.
“Los kios 85, kalau pedagangnya nggak sampai 85 karena pedagang ada yang punya dua sampai tiga [kios/los],” ungkapnya.
Adapun untuk jam operasional, pasar darurat akan beroperasi pukul 05.00 hingga 17.00 WIB, namun tetap menyesuaikan kebutuhan pedagang.
“Jam operasional pasar dari jam 05.00 hingga 17.00 WIB nggih, itu aturan daerah, tetapi nanti menyesuaikan sama pedagang, jadi fleksibel,” tukasnya.
Pedagang pasar darurat akan menempati lokasi tersebut hingga pembangunan Industri Kecil dan Menengah (IKM) Mebel Gilingan di eks Pasar Mebel Gilingan usai dibangun. IKM Mebel Gilingan akan menampung 20 pedagang mebel lolos kurasi, sisanya akan menempati lokasi pasar baru di eks Bong Mojo.
Pada pemindahan ini, Pemkot Solo menyediakan kendaraan dan tenaga dari BPBD, PUPR, DLH, Disdag, dan Satpol-PP. (dks)
(and_)