Hard News

Bikin Resah Warga, Kasus Tawon Vespa Yang Melanda Kota Solo Tak Kunjung Usai

Jateng & DIY

24 Mei 2022 18:35 WIB

ilustrasi tawon vespa. (Foto: Instagram/@suryalee_22)

SOLO, solotrust.com - Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Solo mencatat ada sekira 85 kasus pelaporan warga mengenai tawon vespa affinis yang menganggu dan membahayakan aktivitas warga Solo.

Kasus tawon vespa ini mengalami penurunan yang cukup signifikan dari tahun lalu yaitu tiga ratus laporan.



Kepala Bidang Penyelamatan Penanganan Kebakaran dan Pertolongan Korban Damkar Solo, Samsu Tri Wahyudin, mengungkapkan laporan warga mengenai tawon vespa ini masih banyak dan tersebar diberbagai daerah Solo seperti di kantor dempean Gilingan, Gelora Manahan, Pasar Burung (Depok), dan beberapa rumah warga.

“Karena pohonnya kan banyak jadi banyak juga sarang tawonya, Damkar sudah kesana hingga 5 kali, kemudian dipasar burung Depok itu juga dipohonya juga, kemudian lainya dirumah rumah penduduk, “ ujarnya

Dengan begitu dalam menangani kasus tawon vespa tersebut, Damkar Kota Solo selalu menggunakan Standar Operasional Prosedur (SOP) sebelum evakuasi. Dalam operasinya tersebut Damkar menggunakan media pertamax yang disemprotkan ke sarang tawon sehingga diharapkan masyarakat yang sedang ada dilokasi tidak merokok sembarangan.

“Untuk keamananya itu petugas pake alat pelindung diri lengkap, seperti alat pelindung Damkar ,lalu pelindung kaca, sarung tangan lengkap dan untuk penangan tawonnya melalui penyemprotan pertamax disarangnya termasuk tawonnya, uap pertamax kan panas makanya langsung mati semua, nah oleh karena itu diharapkan masyarakat yang ada dilokasi tersebut tidak ada yang boleh merokok,“ bebernya

Ia berharap kepada masyarakat untuk tetap sabar menunggu, Karena Damkar sendiri itu membutuhkan timing yang tepat untuk memulai evakuasi. Ia menambahkan apabila tidak sesuai timing, tawon yang tersisa akan membuat koloni baru dan justru akan memperbanyak sarangnya.

“Kadang masyarakat itu kurang sabar, dia menunggu evakuasi itu siang, kok Damkar tidak datang datang, saya kan sudah lapor pagi, padahal kita (Damkar) menunggu timing, kapan tawon itu masuk kesarang semua, nah itu biasanya petang hari. Tawon kan tidak berkeliaran malam hari kadang masyarakat ga sabar. Telfon terus, nah itu kita langsung kesana dan membuat tawonya tidak tuntas dan bikin koloni baru,” tukasnya. (bim/cand)

(zend)