SEMARANG, solotrust.com - Penurunan permukaan tanah di beberapa wilayah pesisir pantai di Kota Semarang menjadi perhatian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). PUPR menyarankan setiap penduduk, terutama yang ada di hulu, harus memiliki minimal satu galian tanah berukuran satu meter kubik.
Direktorat Jenderal (Dirjen) Sumber Daya Air PUPR, Jarot Widyoko menjelaskan perlu adanya kesadaran bersama dan tindakan masyarakat untuk menahan dan menyimpan air masuk ke dalam tanah.
"Penurunan permukaan tanah dapat di atasi jika setiap orang memiliki kesadaran menyimpan dan menahan air di dalam tanah, minimal satu meter kubik," ujarnya kepada wartawan di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Selasa (2/6).
Ia memaparkan air yang ditampung di dalam tanah itu akan mengisi rongga kosong akibat penggunaan air tanah yang berlebihan oleh masyarakat. Yang terjadi saat ini jika penggunaan air tanah tidak seimbang dengan pengisian air kembali ke tanah. Tidak imbangnya proses itu maka akan menimbulkan rongga kosong. Jika terus terjadi, maka permukaan tanah akan ambles.
Untuk itu diperlukan galian tanah untuk membiarkan air meresap masuk ke bumi
Hal tersebut juga dapat mengurangi intensitas air yang mengalir dari hulu ke hilir ketika terjadi hujan.
"Dimulai dari diri sendiri, jangan menyalahkan orang, dari diri pribadi bisa bergerak, simpan air, tahan air untuk masyarakat yang di hulu," tegasnya.
Kondisi yang ada saat ini, menurutnya, di dataran tinggi sudah banyak jalan yang di beton dan di aspal. Ketika air hujan mengalir dari hulu, maka volume air tersebut dalam hitungan menit akan turun ke hilir tanpa adanya penahan air.
"Rongga di dalamnya akan ambles. Ini adalah kondisi alam yang harus kita sikapi, dan kembalikan air ke dalam bumi," pungkasnya. (fj).
(zend)