SOLO, solotrust.com – Universitas Sebelas Maret (UNS) menggelar Expo Kewirausahaan UNS 2022 De Java A Paris “Saking Jawi Dhateng Paris” di Gedung Inkubasi Bisnis Solo Technopark. Dalam pameran dihelat mulai 30 Juni hingga 2 Juli 2022, UNS menghadirkan beberapa usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Salah satunya Etnic K yang menyulap karung goni menjadi produk cantik dan unik.
Septi Kandhimas, founder dan owner UMKM Etnic K, melalui tangan terampilnya berhasil mengubah karung goni menjadi aneka produk berkelas.
Berawal dari pertemuan dengan seorang wanita penjual karung goni di Stasiun Balapan Solo ketika hujan deras, Septi Kandhimas tergerak untuk membeli karung goni. Tak terpikirkan akan dibuat seperti apa benda itu sampai sahabatnya memberikan rangka payung dan akhirnya terbentuk karya baru payung etnik pertamanya.
Tim pemasaran, Anisa Salsabila mengatakan UMKM Etnic K mulai beroperasi pada 2020. Seiring perputaran modal yang sudah berjalan selama dua tahun, penjualan pun akhirnya berkembang hingga menembus pasar ekspor dan melakukan inovasi produk.
"Berkembang, berinovasi terus membuat suatu produk. Ada sepatu, totebag, bantal, outwear. Kalau dikelompokkan ada dua, fashion dan home decor," ungkapnya, saat ditemui solotrust.com di sela Expo Kewirausahaan UNS 2022, Kamis (30/06/2022).
Soal harga produk, menurut Anisa Salsabila cenderung variatif, disesuaikan dengan tingkat kesulitan pembuatannya.
“Harga dari Rp60 ribu sampai Rp3 juta. Ini memang dari harga disesuaikan dari kesulitan pembuatannya. Seperti harga payung biasanya disesuaikan diameter besar kecil payungnya, misalnya diameternya satu meter, berarti harganya Rp1 juta. Bergantung diameternya sama custom dengan customer-nya mau model seperti apa, jadi memang bergantung modelnya juga, barangnya juga,” urainya
Adapun untuk proses produksi dilakukan secara home made, sedangkan material karung goni didatangkan dari supplier.
“Kalau sampai sekarang ini kami homemade. Kalau misal desain-desainnya dari owner sendiri, kalau semisal ibunya masih berhalangan membuat biasanya pakai pengrajin dari ibu-ibu,” beber Anisa Salsabila.
“Bahan bakunya kami punya produsen sendiri, supplier gitu. Supplier khusus karena kalau saat ini kan memang pakai karung goni asli, bukan imitasi. Jadi saat ini memang agak sulit ya kalau nggak kerja sama gitu,” ucapnya.
Anisa Salsabila mengatakan, penjualan produk Etnic K terus meningkat dan produknya dapat diterima di pasaran
"Dari tahun 2020 awal pandemi penjualan kami terus meningkat. Alhamdulillah dapat diterima masyarakat dan target kami pasar internasional," jelasnya
Anisa Salsabila berharap penjualan UMKM Etnic K terus meningkat dan dapat membawa produknya ke luar negeri.
“Harapannya semoga penjualan Etnic K meningkat terus, pasarnya makin luas dan juga bisa membawa produknya ke luar negeri,” tukas dia. (intan/luluk)
(and_)