SOLO, solotrust.com – Pameran Seni Rupa Jawa Tengah 2022 di Galeri Seni Rupa Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) Solo, menampilkan 48 karya seni rupa terbaik dari seniman yang ada di 12 wilayah Kabupaten/Kota (KaTa) setempat.

Mereka berasal dari Cilacap, Purbalingga, Wonosobo, Temanggung, Boyolali, Sukoharjo, Solo, Wonogiri, Klaten, Karanganyar, Sragen, Pati.

Beragam lukisan realis hingga abstrak ada dalam pameran yang dihelat pada 4-9 Juli 2022 ini.

Karya-karya seniman tersebut ditata dan disusun dengan rapi sehingga menciptakan suasana menarik di Galeri Seni Rupa.

Kepala Seksi Pertunjukan dan Pameran Seni Taman Budaya Jawa Tengah, Fajar Arifin mengatakan pameran seni rupa ini merupakan kegiatan program rutin dan sebagai persiapan pameran di Samarinda.

“Untuk pameran seni rupa ini di lakukan kegiatan program rutin di Taman Budaya Jawa Tengah, kebetulan pada momen bulan Juli tahun 2022 ini, kita fokus kepada pameran Jawa Tengah umum, mengangkat tema umum dan juga sebagai persiapan pameran di Samarinda, Temu Kepala Taman Budaya Jawa Tengah Se-Indonesia tanggal 19-23 September yang akan datang,” katanya saat ditemui Solotrust.com, Senin (4/7).

Sebelum masuk dalam galeri pameran tersebut, pihak TBJT bekerjasama dengan kurator seni untuk menyeleksi lukisan-lukisan terbaik. Dari total 35 daerah yang mengikuti seleksi, hanya ada 12 wilayah yang lolos dalam pameran tersebut.

“Sifatnya untuk kuratorial, jadi ketika kita berkerja sama dengan mitra Taman Budaya Jawa Tengah, kita berkerja sama dengan kurator-kuator seni untuk bisa memilih dari 35 kabupaten/kota pelukis atau seni lukis mana saja yang bisa kita angkat di tingkat Jawa Tengah, karena biasanya kurator itu sudah mempunyai jaringan kepada para pelukis di Jawa Tengah,” jelasnya.

Gelaran Pameran Seni Rupa Jawa Tengah 2022 ini mewadahi hasil para seniman lukis agar dinikmati khalayak ramai terlebih pada kurator yang dapat membeli lukisan.

“Khususnya karena di Taman Budaya ini menjadi pelayanan publik harapan saya ke depan untuk para seniman-seniman tidak usah sungkan, pakewuh kepada Taman Budaya untuk bisa berekspresi melakukan sebuah kegiatan pelatihan di Taman Budaya bahakan sampai ke pementasan, syukur lagi bisa dijual sebagai profit dari seniman,” ujarnya (intan/luluk)

(zend)