Serba serbi

Wajib Tau! Ini Cara Mengelola Emosi

Tips & Trik

27 Juli 2022 16:38 WIB

ilustrasi emosi. (Foto: Pixabay/AbsolutVision)

Solotrust.com - Emosi, baik itu emosi positif atau negatif perlu dikelola, agar tidak menyebabkan kegembiraaan secara berlebihan maupun amarah yang meledak-ledak.

Psikolog UGM, Sutarimah Ampuni, menyampaikan pentingnya bagi setiap orang untuk belajar mengelola atau meregulasi emosi agar bisa terekspresikan secara wajar dan sehat.



Kemampuan mengekspresikan emosi dengan pas sangat penting agar tidak menimbulkan efek buruk bagi diri sendiri dan orang lain.

"Emosi perlu dikelola, mengekspresikannya dengan sehat dan pas. Tidak menahan-nahan namun juga tidak meledak-ledak," terangnya, sebagaimana dikabarkan UGM dalam laman beritanya.

Lebih lanjut, Ampuni memaparkan ada sejumlah strategi dalam mengekspresikan emosi.

Salah satunya menahan atau menekan emosi. Misalnya saat berduka menahan rasa duka, karena tidak ingin terlihat lemah dan berduka di hadapan orang lain.

"Sebenarnya strategi ini kurang bagus karena kalau terlalu menahan akan berbahaya. Ibarat botol yang diisi air soda dan ditutup rapat suatu saat akan meledak, begitu juga dengan emosi," jelas Dosen Fakultas Psikologi UGM ini.

Ampuni mengatakan cara lain mengelola emosi adalah dengan merenung, yakni mengekspresikan emosi dalam bentuk diam dan menyendiri.

Berikutnya, mengekspresikan emosi secara berlebihan atau agresif. Misalnya, marah-marah dan berperilaku kasar serta merugikan orang lain.

Ampuni mengatakan tidak semua emosi harus diekspresikan atau dilepaskan. Namun, harus selektif dalam melepas dan menahan emosi.

"Harus pilih-pilih, kadang harus melepas dalam ukuran yang pas, tetapi kadangkala harus menahan," urainya.

Terdapat beberapa cara dalam mengelola emosi. Pertama, melakukan pemilihan situasi, artinya memilih akan merasakan emosi atau tidak. Misalnya, setiap melihat dialog politik di TV kita mudah tersulut amarahnya, maka sebaiknya hal tersebut dihindari.

"Sebelum melakukan pemilihan situasi, kita harus punya self awareness mengenai emosi kita sendiri. Aware apa yang membuat kita marah, kecewa dan lainnya," tuturnya.

Kedua, memodifikasi lingkungan. Sebagai contoh, saat kita merasa galau dan sendu bisa menata ulang kamar agar lebih bersemangat.

Ketiga, mengubah dalam diri sendiri. Salah satunya dengan mengubah pemikiran terhadap suatu persoalan. Misalnya, saat diputuskan pacar pasti merasa sedih. Untuk mengurangi kesedihan bisa berpikir mungkin dia bukan jodoh saya, mungkin nantinya saya bisa mendapat yang lebih baik lagi.

"Coba pengaruhi dan ubah pikiran negatif menjadi positif/lebih optimis. Memang ini tidak mudah terlebih saat kondisi terpuruk, tetapi harus ada kemauan untuk itu," ucapnya.

Keempat, mengalihkan perhatian. Misalnya dengan melihat tayangan komedi, jalan-jalan atau melakulan hobi untuk mengalihkan emosi.

Kelima, mengambil jarak dari emosi yang dirasakan. Misalnya ketika marah tidak langsung diekspresikan melainkan dengan berdiam diri dulu dan lainnya.

"Mengambil jarak ini juga bisa dengan mensugesti diri, seperti 'hari ini aku sudah banyak emosi negatif, sekarang akan memberi kesempatan tubuh dan pikiran untuk istirahat, serta tidak memberi kesempatan bagi emosi negatif menguasai waktu yang ada'," papar Ampuni. (Lin)

(zend)