Hard News

Polisi Periksa Lima Orang atas Kebakaran yang Menewaskan Dua Pasien di RSJD Dr Arif Zainudin Solo

Jateng & DIY

6 Agustus 2022 12:45 WIB

Kepala Kepolisian Resor Kota (Kapolresta) Solo Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak usai Olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) kebakaran Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Dr Arif Zainudin Solo. (Foto: Dok. Solotrust.com/dks)

SOLO, solotrust.com – Polisi tengah melakukan pemeriksaan terhadap lima orang yang berada di lokasi dan sekitaran tempat kejadian perkara (TKP) kebakaran yang menewaskan dua orang pasien Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Dr Arif Zainudin Solo, yang terjadi pada Jumat (5/8) pukul 03.42 WIB dini hari di Ruang Puntadewa RSJD setempat.

Kepala Kepolisian Resor Kota (Kapolresta) Solo, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak menyebut kelima orang diperiksa ini terdiri dari 3 orang petugas jaga, satu orang petugas keamanan, dan satu orang petugas dari bangsal lain.



“Kami akan melihat apakah ada unsur kelalaian, terkait dengan SOP (standard operational procedure) tugas jaga, nanti kami akan lihat. Ini kami sudah melakukan pemeriksaan terhadap 5 orang saksi; 3 orang petugas yang jaga pada saat kebakaran terjadi pukul 03.42, petugas security dan petugas jaga dari bangsal yang lain,” ujar Ade, Jumat (8/5) siang usai melakukan Olah TKP.

Pemeriksaan dilakukan untuk mengungkap dugaan adanya unsur kelalaian hingga mengakibatkan peristiwa nahas tersebut. Pihaknya menurunkan Tim Penyelidikan dan Tim Penyidik (Tim Lidik dan Sidik) Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Polresta Solo.

Selain itu, Tim Labolatorium Forensik (Labfor) Kepolisian Daerah Provinsi Jawa Tengah (Polda Jateng) juga diterjunkan untuk mendalami penyebab terjadinya insiden kebakaran.

“Dari Labfor Jateng akan mendalami penyebab insiden kebakaran yang terjadi tersebut, sedangkan Tim Lidik dan Sidik Satreskrim akan mendalami apakah ada unsur kelalaian dalam pelaksanaan tugas jaga, terkait  SOP,” paparnya.

Ade menjelaskan, kebakaran itu terjadi di ruang sayap sisi kanan. Ruangan itu diisi 9 pasien, di mana 7 pasien berada di selasar untuk dilakukan fiksasi alias pengikatan dan dua pasien yang masing-masing berada di ruang isolasi yang dilapisi teralis. Dua pasien ruang isolasi meninggal dunia, sedangkan 3 pasien lain di ruang itu mengalami luka-luka.

“Dua saudara kita pasien RSJD Solo meninggal dunia, kemudian tiga orang lain mengalami luka, satu orang luka berat dengan luka bakar 34 persen, dan dua orang lain luka bakar 13 persen dan 3 persen,” jelasnya.

Dua jenazah pasien itu dilarikan ke RS Dr Moewardi untuk dilakukan visum dan tiga pasien luka lantas dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSJD setempat.

“Kemudian untuk kedua jenazah saat ini akan kita kirim ke RS Moewardi untuk kita lakukan visum mayat, kemudian tiga orang pasien yang mengalami luka bakar, saat ini (kemarin) sedang dirawat IGD di RSJD Solo,” tuturnya.

 

Kronologi

Ade menjelaskan, pada saat kebakaran terjadi, petugas tengah melakukan kontrol untuk memastikan ikatan pasien yang dilakukan fiksasi tak lepas. Kebakaran itu diawali ledakan, petugas jaga memerika ruangan, yang diduga suara itu berasal dari pasien.

“Sebelumnya petugas jaga ini sudah melakukan control di ruang jaga sebelah kanan ini, ketika ada salah satu pasien RSJD itu ikatannya terlepas, salah satu petugas membetulkan ikatannya, kemudian kembali ke ruang jaga, dan beberapa saat kemudian terjadi ledakan, kemudian kembali lagi dikira itu adalah terlepas,” katanya.

Tak lama, petugas mengetahui percikan api yang terlihat di bagian atap hingga mengakibatkan plafon di bangunan itu jatuh.

“Ketika dilihat di sisi atap sebelah timur ada percikan api, plafon yang terbuat dari PVC ada sebagian yang terjatuh dan itu api terbakar, kemudian dari petugas melakukan upaya-upaya,” ujarnya.

Setelahnya, petugas melakukan upaya penanganan. Satu petugas menghidupkan alarm internal RSJD, satu menelepon nomor darurat RSJD, dan satu petugas melakukan evakuasi korban.

Upaya penangganan dengan alat pemadam api ringan (APAR) juga dilakukan saat kebakaran. Pukul 03.55 tim Damkar mendatangi lokasi dan si jago merah berhasil dipadamkan .

“Jadi ini ketika ada salah satu petugas mendengar ada ledakan dan sisi atap ada api, plafon ada jatuh dan terbakar, salah satu petugas saat itu menekan tombol internal yang berlaku di RSJD ini, dan satu lagi menelepon ruang emergency, baru ketika 03.42 kemudian dilakukan pemadaman dengan APAR, dan belum bisa dipadamkan apinya, sekira 03.55 baru petugas menghubungi Damkar, pukul 04.02 api dinyatakan padam dengan adanya Damkar,” ujarnya.

Pada saat evakuasi, petugas berhasil mengamankan tujuh pasien yang tiga di antaranya mengalami luka. Sedangkan, dua pasien di ruang isolasi belum sempat dievakuasi hingga dinyatakan meninggal dunia.

“Satu orang lain melakukan evakuasi terhadap terhadap 7 pasien di lokasi kejadian, ketika akan membuka sel isolasi tidak memungkinkan karena api sudah membesar,” jelas Kapolresta.

“Kami akan mendalami keterangan para saksi, nanti kita lihat,” tukasnya. (dks)

(zend)