Solotrust.com -Stroke adalah gangguan peredaran darah otak yang bersifat aktif dengan gejala fokal seperti kesemutan atau gejala global seperti penurunan kesadaran, gangguan bicara, dan lumpuh total yang berlangsung lebih dari 24 jam dan disebabkan bukan karena trauma (riwayat terjatuh infeksi otak atau tumor). Demikian disampaikan Dr. dr. Ismail Setyopranoto dari Departemen Neurologi, FK-KMK UGM.
"Jadi, stroke merupakan kondisi yang hanya mengenai vaskular atau pembuluh darah. Stroke itu 80-85% disebabkan karena non-pendarahan, bukan karena pecahnya pembuluh darah. Dan sekitar antara 15-20% disebabkan oleh pendarahan atu sumbatan," paparnya dalam bincang santai bertemakan "Mengenal Lebih Jauh tentang Penyakit Stroke dan Pencegahannya" melalui Raisa Radio, sebagaimana dikabarkan UGM dalam laman resminya.
Menurut Ismail, secara umum kita harus mengenali tanda gejala yang terjadi baik pada stroke pendarahan maupun non-pendarahan.
"Harus mengenal gejalanya karena gejala yang terjadi ini merupakan early warning system atau symptom, selanjutnya sangat tergantung darimana kita mengidentifikasi secepatnya pasien-pasien yang mengalami stroke untuk dibawa ke rumah sakit," tuturnya.
"Mengenai pendarahan atau non-pendarahan itu nanti dirumah sakit, yang penting adalah bagaimana mengenal tanda dan gejala stroke," lanjutnya.
Tanda dan gejala stroke tersebut menurut Ismail antara lain pasien yang tiba-tiba mengalami kesemutan separuh anggota gerak (dari kepala sampai kaki), mengalami kelemahan anggota gerak, bicara pelo dan mulutnya perot.
Tanda yang lain adalah penurunan kesadaran yang tiba-tiba, pasien mengalami kebingungan dan tidak bisa bicara, mengalami gangguan fungsi kognitif akut (seperti tiba-tiba menanyakan keluarga yang sudah meninggal, ingin pulang padahal sudah dirumah, kebingungan menyebutkan nama anggota, dsb), buta separuh lapang pandang (mata kanan atau kiri mengalami kegelapan), dan mengalami dizziness (bergoyang).
"Yang harus kita diketahui adalah bahwa dari 8 tanda gejala tadi, bisa tunggal atau lebih dari satu. Jika awalnya tunggal lalu diikuti yang lain, itu menuju ke arah perburukan. Ini yang harus segera di bawa ke rumah sakit terdekat untuk dilakukan penanganan stroke," jelasnya.
Ismail menjelaskan bahwa ada dua macam faktor risiko yang dapat meningkatkan seseorang terkena stroke, yaitu faktor risiko yang dapat dikendalikan dan yang tak dapat dikendalikan.
Faktor risiko yang tidak bisa dikendalikan antara lain umur, jenis kelamin tertentu, keturunan, dan orang yang pernah terkena stroke.
Faktor risiko yang bisa dikendalikan antara lain diabetes, obesitas, hipertensi, kurang aktivitas dan olahraga, merokok, dan alkohol.
Menurutnya, stroke dapat dicegah dengan pola hidup yang sehat, antara lain dengan makan makanan sehat, olahraga teratur, tidak merokok, menurunkan tingkat kolesterol dan tekanan darah tinggi, serta menjaga kadar normal gula darah. (Lin)
(wd)