SOLO, solotrust.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Solo bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) menggelar sosialisasi ‘Psikoedukasi Mental Sehat Tanpa Bullying’ dengan target menekan tingkat kekerasan atau bullying kepada anak.
Sosialisasi yang diselenggarakan pada Senin (22/8) di SDN Cemara Dua dan dihadiri oleh 100 siswa tersebut mengajak siswa agar dapar mengendalikan diri dan menghargai orang lain, sehingga tidak terjadi perundungan, kekerasan, dan kasus bullying.
“Besar harapan saya bahwa anak-anak betul-betul melaksanakan. Minimal mengendalikan diri, biar menghargai orang lain dengan cara itu tadi tidak melakukan perundungan tidak kekerasan dan anti-bullying,” jelas Kepala Sekolah SDN Cemara Dua, Eni Idayati pada Solotrust.com.
Tidak hanya bagi siswa, pihaknya berkomitmen untuk menjadi pelopor sekolah anti kekerasan dan bullying melalui keteladanan para guru dalam mendampingi siswa.
“Harapan saya sangat besar, saya sebagai Kepala Sekolah dan bapak ibu guru bersiap menjadi teladan dan pendamping bagi anak-anak. Jadi harapan besar kami Cemara dua menjadi sekolah yang betul-betul bisa terwujud sekolah ramah anak anti bullying,” harap Eni.
Lebih lanjut, kata Eni, nantinya aka nada sosialisasi lanjutnya pada forum wali murid sehingga apa yang telah disampaikan kepada siswa dapat sejalan dan berkesinambungan di kehidupan keluarga.
“Kebetulan memang sudah menjadi program tahunan sekolah kami bahwa kami akan mengundang orang tua, menyampaikan program-program yang ada di sekolah, ekstrakulikuler dan lain sebagainya. Karena hari ini bersamaan dengan sosialisasi edukasi, besok akan menjadi salah satu materi yang akan kami berikan kepada ortu,” terangnya.
Eni berpesan kepada seluruh wali murid untuk memberikan dukungan penuh dan kerjasama untuk memberikan keteladanan kepada anak baik di rumah maupun di sekolah.
“Kalau hanya di sekolah, di rumah tidak berlanjut maka tidak akan berhasil. Seperti yang disampaikan Pak Tamso tadi harus punya komitmen semua,” jelasnya.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Kota Solo Tamso mengungkapkan keterlibatan langsung para siswa dalam sosialisasi anti bullying ini dinilai efektif untuk menciptakan suasana kondusif dalam sekolah.
“Membentuk sekolah-sekolah menjadi percontohan atau menjadi seperti inilah sahabat anti-bullying. Melalui anak-anak itu harapannya efektif. Kalau selama inikan tidak melibatkan anak-anak ya hanya guru saja,” jelasnya.
Perwakilan siswa tersebut menjadi pelaku pertama anti-bullying yang kemudian dapat mengajak teman-teman lainnya untuk menghindari perundungan di sekolah.
“Setiap sekolahan inikan sudah ada 100 tangan panjang dan dia juga pelaku, artinya nanti dia sendiri tidak akan melakukan tapi dia sendiri juga bisa memberikan semacam menasehati atau mengajak teman-temannya untuk tidak melakukan,” kata Tamso.
Diharapkan dengan adanya sosialisasi ini bisa menekan angka perundungan yang ada di Solo hingga bisa menjadi Kota Layak Anak Utama, meskipun Tamso mengakui jika Pemkot harus bekerja keras.
“Harapannya nanti menurun, kalau bisa ya 0 tapi ya memang susah ya kita harus kerja keras,” akunya.
“Ya kita berusaha untuk menghilangkan kasus bullying ini sekaligus juga untuk menunjukkan bahwa Solo itu sebagai Kota Layak Anak Utama, itu bagian daripada kriteria,” tandas Tamso. (ber/lai)
(zend)