Pend & Budaya

Mahasiswa Semarang Ungkapkan Perasaan Lewat Karya Seni

Pend & Budaya

27 Agustus 2022 16:20 WIB

Ketua panitia pameran Fadfest 2022, Febrian Krisna Saputra di ruang pamer gedung Monod Diephuis Kota Lama Semarang, Sabtu (27/8). (Foto: Dok. Solotrust.com/fj)

SEMARANG, solotrust.com - Cerita keluh dan kesah kehidupan mahasiswa jika dituangkan lewat karya seni tenyata dapat menjadikan sebagai karya yang unik. Kreativitas macam itu pamerkan oleh mahasiswa desain komunikasi visual dan arsitektur di Gedung Monod Diephuis Kota Lama Semarang.

Menurut mahasiswa Unika Sugiyapranoto sekaligus ketua penyelenggara pameran, Febrian Krisna Saputra menjelaskan tema pamerannya adalah bagaimana cara pandang mahasiswa menghadapi tantangan kehidupan.



Dari tema tersebut, ternyata mahasiswa mampu menghasilkan karya yang unik dan penuh imajinasi. Pengunjung yang datang, imbuhnya, akan mampu memahami kehidupan pelukisnya.

"Jadi kita lebih menunjukkan ekspresi dan perspektifnya, ketika melihat salah satu lukisan misalnya, orang akan mengerti apa yang rasakan tentang kehidupan pelukisnya," ujarnya kepada Solotrust.com di lokasi pameran, Sabtu (27/8).

Dirinya menceritakan kesedihan tentang perasaan seseorang jika diungkapkan melalui karya seni menjadi suatu hal yang positif dan bernilai.

"Jadi bisa menghidupi karya itu sendiri, ada semacam aura atau kesan yang beraga dari ungkapan kesedihan itu, misalnya lagi kebanyakan lukisan yang dipamerkan tentang tumbuhan dengan tinta warna- warni, itu cenderung ekpresi perasaan pelukisnya," jelasnya.

Ada puluhan karya seni rupa dua dimensi dan tiga dimensi dipamerkan. Tidak hanya lukisan tumbuhan. Ia menjelaskan ada lukisan lain seperti gedung, ilustrasi, dan itu semua menggambarkan perspektif kehidupan mereka.

Media lukisnya pun bervariasi. Ada ilustrasi manual dengan kanvas, ilustrasi digital dengan kertas atau dengan instalasi beragam bentuk seperti rumah, toilet dan lainnya.

Pameran diselenggarakan mulai 26 hingga 28 Agustus mulai dari pukul 10.00 – 22.00 WIB. Karya seni yang dipamerkan tidak hanya dari kalangan mahasiswa saja, namun ada lukisan dari perupa yang sudah dikenal dikalangan mereka.

"Ada karya dari Mas Yepe, lukisan berukuran 1x1 meter itu, jadi menurut saya ini karya yang bagus yang menceritakan kehidupan masa lalu tentang pemujaan, di mana ada seorang menggunakan jubah hitam, dan ada cahaya masih menggunakan lilin, mungkin ada meksud tersendiri dari lukisan itu," paparnya.

Dengan menggelat pameran bertajuk Fadfest 2022 ini, ia berharap bisa saling belajar dari karya lain, bisa saling mengisi pikiran melalui media karya ini dengan mengundang dari mahasiswa lain dari Unnes, ISI dan berbagai lainnya. (fj)

(zend)