SOLO, solotrust.com - Klub sepatu roda asal Solo, Star Indonesia resmi terbentuk pada 2017 lalu. Hingga kini, klub dengan homebase di Velodrome Manahan itu telah menggembleng sekira 40 peserta dari berbagai rentang usia.
Peserta mulai dari usia empat hingga 17 tahun dilatih menjadi satu, meskipun tetap disesuaikan untuk sistem pelatihannya, baik dari segi besar kecilnya maupun kemampuan setiap peserta.
Ketua Klub Star Indonesia, M Ali Supriyadi, menjelaskan teknis pelatihan dilakukan empat kali sepekan.
"Teknik pelatihannya di Klub Star Indonesia itu kan ada empat jadwal, Hari Sabtu, Minggu, Selasa, dan Kamis. Biasanya kalau Selasa dan Kamis itu lebih ke latihan fisik, kemudian Hari Sabtu dan Minggu ke inline, terus di setiap bulannya, satu kali berenang untuk relaksasi," jelas dia.
Semangat inilah yang kemudian mengantarkan Star Indonesia meraih beragam kejuaraan ketika berlaga. Tak tanggung-tanggung, perlombaan diikuti, bahkan telah bertaraf nasional.
"Banyak, dari kejuaraan antarklub, alhamdulillah di tahun 2022 ini kami dua kali juara umum yang di Lumajang dan Bekasi. Terakhir Minggu kemarin di sini (Velodrome Manahan), itu juara dua tingkat nasional,” ungkap M Ali Supriyadi ketika ditemui solotrust.com, Minggu (04/09/2022).
“Dari sini juga ada beberapa yang dapat emas (medali) di Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) Jawa Tengah 2022 kemarin. Total ini ada lebih dari seratus medali, kalau piala di atas lima," tambahnya.
Pelatih Kepala Star Indonesia, Zart Vegay De Rusiano, menjelaskan butuh waktu tidak sebentar untuk melatih anak didiknya agar menguasai teknik bermain secara tepat. Di samping itu, dirinya tetap mengupayakan agar mereka tak merasa latihannya terlampau berat.
"(Melatih pemula) butuh waktu tiga sampai lima bulan untuk bisa seperti ini (mahir). Ini kan termasuk olahraga yang ekstrem, jadi tuh basic skate-nya, basic endurance, basic speed, basic power -nya itu harus benar dilatih. Kalau nggak cederanya bisa fatal," jelas Zart Vegay De Rusiano.
"Pelatihan yang paling bagus itu kan program harus serius, tapi gimana caranya pelatih membuat programnya se-fun mungkin tanpa mereka tahu kalau sebenarnya latihan itu berat," lanjutnya.
Siapa sangka, manajemen pelatihan itu memberikan kesan positif. Hal ini diungkapkan langsung salah satu atlet, Jud Praja Athallah.
"(Bergabung) dari awal berdirinya klub ini, sudah empat atau lima tahun. Hal yang paling berkesan lebih ke kekeluargaannya. Klub ini (Star Indonesia) tuh bagus, seru gitu," ungkapnya. (tiv/yyk)
(and_)