Hard News

Festival Blangkon Solo: Edukasi, Budaya, dan Ekonomi

Jateng & DIY

9 September 2022 18:00 WIB

Perajin saat menunjukan proses pembuatan blangkon di Festival Blangkon Solo. (Foto: Dok. Solotrust.com)

SOLO, solotrust.com - Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kota Solo menggelar Festival Blangkon Solo di Loji Gandrung, Jumat (9/9) hingga Minggu (11/9). Festival itu akan diisi serangkaian kegiatan mengangkat tema blangkon.
 
Ketua Pokdarwis Solo, Mintorogo menerangkan, menurutnya ada tiga hal yang menjadi tujuan utama kegiatan itu yakni, budaya, edukasi kepada generasi muda, serta adanya bazar untuk menggerakkan perekonomian.
 
"Dengan berbagai macam isian yang umum tapi tetep ada isian blangkon, artinya pengenalan blangkon itu harus tetap dilakukan," terangnya di Loji Gandrung, Jumat (9/9).
 
Menurutnya, acara tersebut mengenalkan budaya masyarakat Jawa yang selalu memiliki ciri khas. Salah satunya blangkon yang menjadi item tradisional lain seperti beskap hingga jarik.
 
"Dari jariknya, stagennya, terus beskapnya, kerisnya paling atansya adalah blangkon. Dan itu berangkatnya bukan langsung jadi blangkon, jadi dari ikat kepala atau udeng. Karena untuk biar praktis, dibuatnya blangkon," katanya.
 
Pada kegiatan tersebut juga digelar flashmob yang diikuti anak-anak muda. Mereka tampil dengan mengenakan pakaian lengkap dengan blangkon. Baginya, hal itu guna mengajak anak muda untul lebih mencintai blangkon.
 
Menurutnya, blangkon sebagai item budaya Jawa dapat terus dikembangkan agar tetap lestari terutama di kalangan kawula muda.
 
"Blangkon ini lan sebenarnya kalau kita pakai dengan warna-warna tertentu, akan lebih menjadikan trendy sebenarnya, kalau yang tidak pakem ya.  Kalau pakem harus pakai sesuai ini, tapi kalau tidak pakem tambah variasi apa tapi berdiskusi dengan pembuatnya pasti akan keren," ujarnya.
 
Flasmob dengan mengenakan blangkon juga akan kembali dilaksanakan pada Car Free Day (CFD) pada Minggu (11/9) besok.
 
Tak hanya itu, acara tersebut juga ada esukasi tentang blangkon oleh KGPH Puger yang merupakan adik kandung PB XIII. Pada kesempatan itu akan membedah tentang blangkon dan filosofinya.
 
"Yang dihawatirkan kan ketika blangkon ini diambil diakui oleh bangsa lain kan lebih repot, padahal kan blangkon ini hal yang artistik," tutur Mintorogo.
 
Untuk mendukung perekonomian, pada Festival Blangkon Solo ini juga menghadirkan bazar. Di sana terdapat kerajinan tangan dan kuliner.
 
"Terus ada workshop juga tentang pembuatan handycraft, jadi tidak melulu blangkonnya saja," katanya. (dks)

(Wd)