Serba serbi

3 Filosofi Jawa yang Bikin Hidup Nyaman dan Tenteram

Serba serbi

12 September 2022 10:47 WIB

Ilustrasi (Foto: Pixabay/Myriams-Fotos)

Solotrust.com - Kebudayaan Jawa di dalamnya terdapat banyak filosofi hidup. Tak heran jika hingga kini masih banyak orang memegang teguh filosofi Jawa dalam kehidupannya sehari-hari.

Sebagaimana dilakukan seorang peternak lembu Benggolo, Joko Susanto yang memegang teguh prinsip filosofi Jawa dalam menjalani kehidupannya.



"Saya itu hidup nggak punya rencana dan target setelah saya tahu ilmunya dunia. Apa pun yang saya rencanakan nggak pernah terjadi dan apa pun yang saya target itu nggak pernah tercapai," aku Joko Susanto lewat rekaman video diunggah akun TikTok DNTrust belum lama ini.

"Jadi saya bilang tadi, kalau kamu punya keyakinan, ikuti nalurimu. Sing penting ada tiga filosofi Jawa (yang saya anut)," lanjutnya.

Joko Susanto lantas menguraikan tiga filosofi Jawa dianutnya. Pertama, sirna dalane pati, yakni menghilangkan apa yang harus dihilangkan agar jalan kematian terasa lebih enak atau di dalam Islam disebut husnul khatimah.

"Apa yang harus dihilangkan? Rasa iri, dengki, takabur itu dihilangkan. Enak itu kita jalankan," jelasnya.

Kedua, nursipat, yakni menjadi orang bermanfaat. Nursipat berarti sifat cahaya.

"Cahaya itu lampu. Kalau dia harus panas, tapi dia itu tetap berusaha menerangi sekelilingnya. Jadilah orang yang bermanfaat untuk sekelilingmu," ungkap Joko Susanto menjelaskan filosofi Jawa dianutnya.

Ketiga, luber tanpa kebak, yakni sebanyak apa pun harta maupun ilmu, termasuk paras fisik, jangan sampai terlihat.

"Tetap sederhana, tetap biasa saja supaya penyakit hati nggak nongol. Kesombongan, iri dan dengki, keinginan yang berambisi berapi-api, jadi itu sifatnya yang nggak benar," terang dia. (dd)

(and_)