Entertainment

Mengapa Karakter Inuyasha dan Ranma 1/2 Tidak Bisa Secara Langsung Mengucapkan Aishiteru?

Entertainment

24 September 2022 14:00 WIB

Inuyasha dan Kagome dalam manga Inuyasha karya Rumiko Takahashi. (Foto: Dok. Rumiko Takahashi

Solotrust.com - Rumiko Takahashi, kreator dari sederet anime populer seperti Inuyasha dan Ranma 1/2 dikenal memasukkan unsur komedi romantis ke dalam cerita yang dia buat, seperti untuk pasangan Inuyasha dan Kagome (Inuyasha) dan Ranma dan Akane (Ranma 1/2).

Namun masalahnya adalah, pasangan yang dia ciptakan tidak mampu mengatakan "aku cinta kamu", meski jelas terlihat saling menyukai. Ya, meski karakter wanita maupun pria Takahashi kerap dikisahkan jago bertarung, berpetualang untuk melawan monster dan hal-hal berani lainnya, mereka tidak mampu secara langsung mengucapkan kata-kata itu.



Via Twitternya @rumicworld1010, seperti dilansir SoraNews24, Rumiko Takahashi pernah membagikan alasan mengapa karakternya dibuat seperti itu.

"Perasaan saya adalah bahwa saat pemeran pria dan wanita manga mengatakan 'Aku cinta kamu', itu seperti kisah mereka akan segera berakhir. Karena itu, penting bagi mereka untuk tidak mengungkapkan perasaan itu dengan kata-kata," jelasnya.

Dia melanjutkan, "Jika mereka tidak mengatakannya, mereka terkadang gagal membuat hubungan emosional, atau salah paham satu sama lain. Mereka mungkin bertanya-tanya 'Orang ini berdiri tepat di depan saya, tetapi saya tidak tahu bagaimana perasaan mereka terhadap saya.' Namun, terkadang, saat itu, orang lain akan melakukan sesuatu yang membuat mereka berpikir 'Mungkin mereka benar-benar menyukainya' dan itu saat yang membahagiakan."

Lebih jauh, Takahashi ternyata memang memiliki keinginan agar pembaca bisa mengambil kesimpulan sendiri, alih-alih mendengarnya secara langsung. Apalagi dia juga merasa cinta bukanlah sesuatu yang hanya bisa diungkapkan dengan kata-kata.

"'Aku Cinta Kamu' bukanlah sesuatu yang hanya bisa kamu ungkapkan dengan kata-kata. Saya ingin pembaca saya dapat mengambil kesimpulannya sendiri, bahwa dua karakter saling mencintai. Tapi saya membangunnya ke dalam cerita saya bahwa karakter itu sendiri tidak menyadarinya. Saya menghabiskan hari-hari saya memikirkan cara-cara yang memuaskan untuk melakukan itu," jelasnya kemudian.

Ya, Takahashi ternyata memercayakan kepada audiensnya untuk menggunakan intuisi mereka sendiri untuk memahami bahwa pasangan dalam ceritanya saling mencintai.

Konsep seperti ini pun justru mampu membuat kualitas cerita Takahashi menjadi unik, dibandingkan dengan kisah cinta manga lainnya.

Alih-alih kisah cinta yang cheesy, karena penuh dengan kata-kata romantis, romansa yang dibangun Takahashi sifatnya lebih pada menghangatkan hati, karena fokus pada pertumbuhan rasa kasih sayang yang bertahap melalui serangkaian peristiwa secara timbal balik

Bahkan, pernah ada semacam survei di Jepang untuk mengetahui manga mana yang memiliki ending terbaik dan Inuyasha menempati peringkat pertama. Survei yang dilakukan Goo Ranking itu dilakukan pada 2.758 warga Jepang dari Januari hingga Februari tahun lalu. Inuyasha meraih 472 vote, atau hampir 20 persen responden.

Ending cerita Inuyasha sendiri terbilang romantis, dengan Kagome memutuskan untuk hidup bersama Inuyasha selamanya di era feodal, alih-alih memilih hidup di dunia modern. Keduanya akhirnya menikah dan hidup bahagia selamanya. (Lin)

(zend)