Pend & Budaya

HUT Ke-77 TNI, Presiden Jokowi: Jaga Profesionalitas Bantu Indonesia Hadapi Tantangan

Pend & Budaya

5 Oktober 2022 14:00 WIB

Menteri Keuangan RI Sri Mulyani memberikan pembekalan kepada penerima beasiswa LPDP 2022. (Foto: Youtube LPDP Kementerian Keuangan RI)

JAKARTA, solotrust.com – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memberikan pembekalan pada 32.826 penerima beasiswa LPDP Angkatan 193 dan 194 pada Selasa (4/10). Para mahasiswa LPDP diberangkatkan pada periode 26 September – 7 Oktober 2022.

Sebanyak 67,9 persen mahasiswa diberangkatkan dalam negeri dan 32,1 persen diantaranya ke luar negeri.



Bertemakan “Refleksi Merah Putih: Aku Pergi untuk Kembali”, Sri Mulyani mengungkapkan beasiswa LPDP menjadi sebuah ikatan batin dan kebangsaan antara mahasiswa terpilih dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sehingga dengan tema tersebut mengandung berbagai dimensi yang sangat penting baik elemen kebangsaan dan sedikit melankolis.

“Artinya negara Indonesia membutuhkan anda, penerima beasiswa harus membuktikan kepada negara dan memberikan kepada negara sesuai dengan apa yg telah diterima melalui beasiswa tersebut,” ujar Sri Mulyani yang disiarkan pada kanal Youtube LPDP Kementerian Keuangan RI.

Selain itu, Sri Mulyani menambahkan beasiswa LPDP merupakan salah satu bagian dari cita-cita bangsa, oleh karena itu, dirinya berharap agar setiap penerima mempu menghargai setiap rupiah/dollar/euro yang diberikan dari negara.

“Itu (beasiswa LPDP) bukan hanya sekedar beasiswa yang transfer di account anda (penerima beasiswa)  tanpa adanya ikatan batin atau ikatan nasionalisme namun saya berharap anda (penerima beasiswa) sangat menyadari bahwa ini adalah kesempatan yang begitu langka, ini adalah sebuah intervensi negara untuk anda bisa meraih cita-cita yang paling tinggi,”ujarnya.

“Tidak boleh ada batasan terhadap impian dan cita-cita dan salah satunya melalui beasiswa LPDP,” tambahnya

Selain LPDP, Indonesia memiliki dana abadi pendidikan yang diantaranya dapat digunakan untuk dukungan riset, kebudayaan, dan madrasah. Oleh karena itu perlu adanya sistem penerimaan secara kompetitif, adil, dan transparan.

Kompetitif berarti Indonesia mampu menciptakan iklim kompetitif yang positif kepada generasi muda dan masyarakat, sehingga nantinya mampu menghasilkan hasil yang terbaik bagi negara.

Bersinggungan dengan iklim kompetitif, dirinya juga memberikan pesan kepada generasi muda dan masyarakat untuk memahami sikap mental sense of entitlement (selalu meminta hak kepada negara namun lupa akan kewajiban) yang menyebabkan negara sulit berkembang.

Hal tersebut menjadi penghambat bagi sebuah negara, sehingga perlu kesadaran setiap pribadi terhadap kewajibannya bagi negara.

Sehingga Sri Mulyani berpesan kepada penerima beasiswa LPDP, apabila setelah mengemban pendidikan mampu “kembali” dan memberikan kontribusi bagi masyarakat dan negara yang telah membiayai. (mon)

(zend)