Serba serbi

Masuki Musim Penghujan, Masyarakat Diminta Tak Sembarangan Fogging DBD

Kesehatan

11 Oktober 2022 15:00 WIB

ilustrasi fogging. (Foto: Dok. Solotrust.com/dks)

SOLO, solotrust.com - Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo meminta masyarakat tak asal-asalan melakukan pengasapan atau fogging. Terlebih dengan tingginya risiko Demam Berdarah Dengue (DBD) memasuki musim pengujan ini.

Kepala DKK Solo Siti Wahyuningsih menerangkan, fogging DBD harus dilakukan sesuai kriteria. Salah satunya dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang meliputi menguras, menutup, dan mengubur, serta langkah lain seperti menggunakan obat anti nyamuk, melakukan bersih-bersih, dan lainnya (3M Plus).



Terlebih, fogging hanya efektif membunuh nyamuk dewasa. Maka, jentik dan telur nyamuk juga harus diberantas bersamaan dengan kegiatan fogging. Dalam hal ini, PSN seperti memberikan larva sidat juga tidak boleh asal-asalan.

"Kalau fooging itu sebenarnya membunuh nyamuk dewasa dan secara WHO ada ketentuannya, itu indeks kasus atau tidak, kalau itu indeks kasus, ini harus kita selesaikan, membunuh dewasa, jentik, telur. Artinya kalau ini di-fogging ini harus dengan PSN dulu, baru disemprot," jelasnya, Senin (10/10).

Kriteria lain, disebutkan Ning sapaan akrabnya, aktivitas fogging juga mesti dilakukan lebih dari sekali. Sebab, dikhawatirkan, masih ada sisa jentik dan telur yang belum sempat terkuras dan berkembang biak.

"Ini tidak bisa disemprot sekali, tetapi harus semprot lagi kedua, karena siapa tahu ada jentik ada telur yang kelewatan belum dikuras menetas," tuturnya.

Selain itu, fogging mesti dilakukan menyeluruh sesuai jarak radius yang ditetapkan berdasar titik kasus. Ia menjelaskan, radius itu tidak berdasar pada satu RT atau RW tertentu tetapi melalui radius kasus tersebut.

Dalam satu radius yang ditetapkan menjadi area pengasapan itu juga harus dilakukan secara menyeluruh.

"Fogging ini risikonya besar dan harus komitmen bersama, tidak satu dua titik orang, tidak bisa ada rumah yang ditinggal," terangnya.

Ning menambahkan, komposisi obat dan alat juga tidak boleh dilakukan sembarangan. Sebab, jika obat tidak mematikan justru dikhawatirkan akan memperkuat daya tahan nyamuk.

"Kriteria obat harus diatur, obat, solar, bensin, ada komposisinya, jangan hanya bau obat tetapi tidak mematikan, justru itu hanya membuat resistance," ungkapnya.

Ia juga meminta masyarakat tak sembarangan melakukan pengasapan melalui lembaga-lembaga independen. Aktivitas pemberantasan nyamuk seperti fogging juga mesti dilakukan sesuai rekomendasi epidemiologi.

Masyarakat juga diminta tidak sembarangan mendiagnosa dini DBD. Hal itu mesti menyertakan laporan yang pasti agar dapat dilakukan penangganan yang tepat dan efektif.

"Makanya ini perlu kerja sama, teman-teman RS menyampaikan ke masyarakat, kita kan harus butuh laporan, baru kita melakukan penyelidikan epidemiologi, baru dilakukan sesuai rekomendasi, PSN atau fogging plus PSN," ujarnya. (dks)

(zend)