SOLO, solotrust.com - Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo meminta masyarakat tak sembarangan melakukan fogging melalui lembaga atau kelompok indenden masyarakat. Kepala DKK Solo Siti Wahyuningsih menyoroti prosedur fogging yang kerap diabadikan masyarakat.
Ning, sapaan akrabnya mengatakan, kegiatan preventif dan represif seperti fogging ataupun pemberantasan sarang nyamuk (PSN) penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD) harus dilakukan sesuai rekomendasi.
Masyarakat juga diminta tak sembarangan mendiagnosa DBD agar pencegahan dan pengantisipasian dapat dilakukan sesuai prosedur.
"Kita kan harus butuh laporan, baru kita melakukan penyelidikan epidemiologi. Kalau DBD baru dilakukan penyelidikan epidomologi, dilakukan sesuai rekomendasi, PSN atau fogging plus PSN," ungkap Ning, Senin (10/10).
Ia menyebut, sejauh ini masih ada beberapa kegiatan fogging yang dilakukan dengan mengabaikan prosedur. Salah satu bahaya dari hal itu, terang Ning, dapat mengakibatkan meningkatnya kekebalan nyamuk.
"Kriteria obat harus diatur, obat, solar, bensin, ada komposisinya, jangan hanya bau obat tetapi tidak mematikan, justru itu hanya membuat resistance," ucapnya.
Menurut Ning, fogging yang benar harus dilakukan sesuai radius yang ditetapkan, komposisi dan alat obat yang sesuai, hingga dilakukan lebih dari sekali untuk dapat memusnahkan nyamuk DBD. Tak hanya itu, pemberian obat seperti larva sidat juga mesti sesuai agar tak menimbulkan risiko keracunan.
Ia mengungkapkan, selama ini pihaknya belum memberikan rekomendasi fogging yang dilakukan secara independen. Terlebih, lembaga-lembaga itu belum melakukan peizinan.
Pihaknya meminta masyarakat untuk aktif melapor jika menemukan kegiatan fogging yang dilakukan tidak sesuai prosedur.
"Harusnya izin, izinnya ke dinas bukan puskesmas. Dan masyarakat yang harus melaporkan ke kita (Kalau ada yang tidak sesuai)," terangnya.
Ia memastikan, pihaknya masih mencukupi untuk menenuhi kebutuhan masyarakat akan penangganan DBD. Ia menjamin, pemerintah dalam hal ini menampung kebutuhan masyarakat tersebut.
"Sebenarnya pemerintah tidak mempersulit dan anggarannya di Solo ini sangat cukup. Tetapi masyarakat ini kadang-kadang belum tentu DBD, mondok di RS, kasus belum tentu DBD (tetapi mendiagnosa sendiri)," paparnya.
Lebih lanjut, Ning menambahkan, masyarakat harus aktif dalam melakukan PSN 3 M Plus (menutup, mengubur, dan menguras serta menggunakan obat anti nyamuk, pembersihan dan lain-lain).
"Penangganan DBD paling efektif dengan 3M plus, menutup, mengubur, menguras, kemudian plusnya pakai kelambu, lotion nyamuk," terangnya. (dks)
(zend)