Hard News

Hadapi Tantangan Inflasi, Menparekraf: Tingkatkan Efisiensi dengan Kolaborasi

Nasional

13 Oktober 2022 15:25 WIB

Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno hadir dalam Talkshow Ekonomi Kreatif dan Pelatihan yang bertajuk "Strategi Promosi Produk Ekonomi Kreatif Melalui Media Digital", Rabu (12/10) di Gor Artisan Building, Makassar. (Foto : Kemenparekraf)

MAKASSAR, solotrust.com – Dalam menghadapi tantangan inflasi, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengajak pelaku ekonomi untuk meningkatkan efisiensi dalam kolaborasi. 

Saat Pelatihan dan Talkshow Ekraf (Ekonomi Kreatif) bertema "Strategi Promosi Produk Ekonomi Kreatif Melalui Media Digital", Rabu (12/10/2022) malam di Gor Artisan Building, Makassar, Sandiaga menyebutkan keadaan ekonomi dunia, termasuk Indonesia sedang mengalami kenaikan harga komoditas.



"Ini mengakibatkan ongkos produksi bagi pelaku UMKM khususnya di sektor ekonomi kreatif menjadi penuh dengan tantangan. Saya ingin memberikan salah satu solusi untuk menghadapi permasalahan naiknya harga-harga ini adalah, kita bisa meningkatkan efisiensi melalui kolaborasi," ujarnya.

Kolaborasi yang dimaksud adalah dengan kerjasama menyalurkan bahan baku pokok kepada pelaku kreatif. Seperti bekerjasama dengan para petani untuk mendapatkan bahan baku panen secara langsung.

"Misalnya harga cabai naik, kita bisa bekerja sama dengan petani cabai yang ada di Jawa atau yang ada di Sulawesi Selatan. Bagaimana kita bekerja sama langsung dengan para petani dan akhirnya memotong rantai pasok dan harganya itu lebih terjangkau dan ini juga meningkatkan supply," terang Sandiaga.

Sementara itu, beberapa negara di dunia telah menghadapi ancaman resesi yang 82 persen telah diprediksi oleh bank dari luar negeri.

Hal tersebut menjadi perhatian bagi Indonesia untuk mewaspadai perekonomian Indonesia. Meskipun dinilai belum memasuki zona membahayakan, perekenomian Indonesia harus terus diperkuat melalui UMKM.

"Resesi bisa kita hindari kalau revenue kita naik. Bagaimana revenue kita naik? Kita harus dapat memperkuat strategi marketing atau promosi kita," ujar Sandiaga.

Sandiaga menyebutkan adanya 4 faktor yang perlu diketahui pelaku UMKM sebelum menetapkan strategi promosi yang tepat. Diantaranya, produk yang berkualitas, harga yang selaras dengan pasar, tempat/jalur distribusi, dan penentuan strategi promosi.

“Kita bisa dapat menentukan strategi promosi dengan memaksimalkan digitalisasi. Sekarang banyak cara seperti gimmick, promo buy one get one," jelasnya.  

Sementara itu ekonomi kreatif Indonesia dinilai telah menjadi penyumbang produk domestik bruto (PDB) nasional terbesar dengan nilai kontribusi sebesar 7,8 persen. Dengan sub sektor utama berupa kuliner, fesyen, dan kriya, Indonesia berhasil menduduki peringkat ketiga besar dunia dalam kontribusi PDB nasional, setelah Amerika Serikat (Hollywood) dan Korea Selatan (K-Pop).

Sandiaga juga menyebutkan 88,8 persen konsumen Indonesia lebih dominan menggunakan dan mengonsumsi produk dalam negeri atau jenama dalam negeri.

Bahkan nilai ekspor ekonomi kreatif Indonesia mengalami kenaikan mencapai 23,9 miliar dolar AS pada 2021, yang sebelumnya berada pada angka 18,8 miliar dolar AS pada 2020. Sehingga pemerintah menargetkan tahun 2022, nilai ekspor ekonomi kreatif Indonesia mencapai 25,14 miliar dolar AS.

"Strateginya adalah bagaimana kita mempercepat digitalisasi, kita bantu dengan pelatihan dan pendampingan, upskilling dan reskilling juga newskilling. Misalnya edukasi tentang mengambil foto produk, packaging yang bagus, serta strategi pemasaran,” ungkapnya.

Seperti halnya pelatihan dengan 300 peserta di Makassar ini, diharapkan agar para pelaku ekonomi kreatif dan content creator dapat memberikan pemahaman dan kemampuan tentang strategi promosi yang tepat.

Selain itu, Kemenparekraf juga menyediakan program Apresiasi Kreasi Indonesia, Wirausaha Digital Mandiri, dan berbagai program lainnya untuk membantu para pelaku ekonomi kreatif.

"Pemerintah memiliki program #BanggaBuatanIndonesia yang menargetkan 30 juta pelaku UMKM onboarding ke platform digital. Per hari ini sudah 21 juta, jadi ada 9 juta tambahan yang kita perlukan agar ekonomi kreatif bisa bersiap-siap memitigasi potensi resesi tahun depan," ujar Sandiaga dalam siaran pers Kemenparekraf.

Bersamaan dengan pilar kolaborasi, adaptasi, dan inovasi, serta konsep 3G (Gerak Cepat, Gerak Bersama, dan Gali Semua Potensi) diharapkan sektor ekonomi kreatif dan pariwisata mampu menghasilkan 1,1 juta lapangan pekerjaan baru di tahun ini dan 4,4 juta lapangan pekerjaan baru di tahun 2024.

"Saya yakin dengan kerja sama, kita bisa menghadirkan ekonomi kreatif sebagai salah satu lokomotif dalam penciptaan lapangan kerja baru dan berkualitas dengan digitalisasi,” tutup Sandiaga. (mon)

(zend)

Berita Terkait

Berita Lainnya