Ekonomi & Bisnis

Indikator Ekonomi Baik, Presiden: Indonesia Catat Surplus Neraca Perdagangan 29 Bulan

Ekonomi & Bisnis

20 Oktober 2022 16:05 WIB

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) membuka acara TEI ke-37 di ICE, BSD City, Tangerang, Banten, Rabu (19/10/2022). (Foto: Sektretariat Kabinet)

TANGERANG, solotrust.com - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan kebanggaannya atas surplus neraca perdagangan Indonesia sebanyak 29 kali berturut-turut. Neraca perdagangan Indonesia surplus sebesar US$ 4,99 miliar pada September 2022.

Capaian ini menjadikan neraca dagang surplus 29 kali berturut-turut sejak Mei 2020. Hal membanggakan tersebut, Jokowi sampaikan saat pembukaan pameran International Trade Expo Indonesia (TEI) ke-37 di Indonesia Convention Exhibition, Bumi Serpong Damai City, Tangerang, Rabu (19/10/2022).



“Ini atas dukungan bapak dan ibu sekalian sudah 29 bulan kita terus surplus neraca dagang kita,” ucap Jokowi dalam sambutannya, dikutip dari laman resmi Sekretariat Kabinet RI, setkab.go.id.

Dirinya dengan nada bangga juga turut menyampaikan neraca perdagangan Indonesia surplus sebesar US$ 39,8 miliar selama periode Januari-September 2022.

“Tadi sudah disampaikan oleh Pak Zul, Menteri Perdagangan, dari Januari-September surplus kita mencapai 39,8 miliar Dolar AS. Ini jumlah yang tidak sedikit,” ungkapnya.

Sementara dari segi inflasi, Jokowi menilai tingkat inflasi Indonesia masih relatif lebih baik dari sejumlah negara di dunia. Tercatat pada Agustus inflasi di Tanah Air masih terkendali pada angka 4,6 persen, sementara kuartal II 4,9 persen.

Lebih lanjut, presiden juga menyampaikan, Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi paling tinggi di antara negara-negara G20. Pasalnya di tengah ancaman resesi, pertumbuhan Indonesia di kuartal II masih bisa tumbuh sebesar 5,44 persen.

"Ini wajib kita syukuri. Kita termasuk negara yang memiliki growth (pertumbuhan ekonomi) yang paling tinggi di antara negara-negara G20 maupun negara-negara lainnya,” ujarnya.

Melihat iklim ekonomi Indonesia semakin membaik, Jokowi secara khusus mengajak seluruh elemen bangsa harus tetap optimistis, meskipun lembaga-lembaga internasional menyampaikan tahun ini sulit dan tahun depan akan gelap.

Dirinya juga turut menyampaikan anggapan dari Managing Director Dana Moneter Internasional (IMF), Kristalina Georgieva menyebut Indonesia adalah titik terang di tengah-tengah kesuraman ekonomi dunia.

“Ini yang ngomong bukan kita lho ya, Kristalina, Managing Director-nya IMF, titik terang di antara kesuraman ekonomi dunia. Kan bagus kalau banyak yang menyampaikan seperti itu, sehingga trust atau kepercayaan global terhadap kita akan semakin baik,” ucap presiden.

Menurutnya, kondisi ini menjadi indikasi perekonomian Indonesia masih baik-baik saja. Terlebih, ada catatan positif dari indikasi kredit hingga indeks kepercayaan konsumen.

"Angka-angka yang kita lihat, neraca dagang kita bulan lalu masih surplus USD 5,7 miliar, kredit tumbuh 10,7 persen, indeks kepercayaan konsumen masih di angka 124,7 persen. Semuanya masih pada kondisi yang baik-baik," ungkapnya.

Kendati demikian, Jokowi tetap menegaskan Indonesia harus berhati-hati mengambil langkah di tengah kondisi global yang sedang sulit. Dia meminta seluruh elemen bangsa bekerja keras agar dapat mempertahankan tren positif ini.

"Kita tidak bisa lagi, berulang-ulang saya sampaikan, tidak bisa lagi kerja hanya makronya saja, enggak. Kerja mikronya juga masih belum cukup. Harus lebih detail lagi," tegasnya.

Sebagai informasi, TEI ke-37 2022 digelar secara hybrid mengusung tema “Strengthening Global Trade for Stronger Recovery”. Acara ini diharapkan menjadi titik balik geliat ekonomi Indonesia pascapandemi Covid-19.

Gelaran ini menghadirkan beragam produk unggulan Indonesia dibagi menjadi tujuh kategori, yakni manufaktur, fesyen dan aksesoris, kecantikan dan kesehatan, peralatan medis, mebel dan dekorasi, jasa digital, serta makanan dan minuman.

Presiden mengharapkan TEI ke-37 dapat membukukan transaksi dalam jumlah besar sekaligus meningkatkan surplus neraca perdagangan Indonesia.

"Semoga nanti apa yang tadi ditargetkan oleh menteri perdagangan, lebih dari 10 miliar Dolar AS, betul-betul bisa kita capai. Kita harapkan itu akan mendorong surplus neraca perdagangan kita pada masa-masa mendatang,” ujarnya. (ale)

(and_)